Kamis 24 Feb 2022 06:46 WIB

Kuba dan Venezuela Dukung Rusia dalam Krisis Ukraina

Rusia berhak mempertahankan keamanan wilayahnya.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Warga dievakuasi dari Donetsk dan Luhansk, wilayah yang dikuasai separatis pro Rusia di Ukraina Timur. Mereka menaiki bus untuk dibawa ke tempat tinggal sementara di wilayah lain Rusia, Selasa (22/2/2022).
Foto: AP Photo
Warga dievakuasi dari Donetsk dan Luhansk, wilayah yang dikuasai separatis pro Rusia di Ukraina Timur. Mereka menaiki bus untuk dibawa ke tempat tinggal sementara di wilayah lain Rusia, Selasa (22/2/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, HAVANA -- Tiga negara Amerika Latin, yakni Venezuela, Kuba, dan Nikaragua menyuarakan dukungan terhadap Rusia dalam krisis Ukraina. Mereka membela Moskow dalam perjuangannya mempertahankan keamanan wilayahnya.

"Venezuela mengumumkan dukungan penuh kepada Presiden Vladimir Putin dalam membela perdamaian Rusia. Venezuela bersama Putin, dengan Rusia, dengan perjuangan dunia yang berani dan adil, dan kami akan semakin memperkuat aliansi kami," kata Presiden Venezuela Nicolas Maduro dalam pertemuan dengan para menteri di pemerintahannya, Rabu (23/2/2022), dikutip Anadolu Agency.

Baca Juga

Wakil Perdana Menteri Rusia Yuri Borisov mengunjungi Venezuela pekan lalu. Dalam lawatan tersebut, dia mengatakan Venezuela merupakan sekutu utama Moskow. Borisov mengungkapkan, kedua negara bakal berupaya mempererat hubungan bilateral.

Pemerintah Kuba pun menyampaikan dukungan terhadap Rusia. Ia secara khusus menyoroti sikap Amerika Serikat (AS) yang gencar mengembuskan rumor bahwa Rusia akan menginvasi Ukraina. Havana menilai Washington telah memanipulasi komunitas internasional.

“AS telah memasok senjata dan teknologi militer, mengerahkan pasukan di beberapa negara di kawasan (Rusia-Ukraina) itu, menerapkan sanksi sepihak dan tidak adil serta mengancam pembalasan lainnya. Secara paralel, AS melepaskan kampanye propaganda anti-Rusia,” kata Kementerian Luar Negeri Kuba.

Merespons ketegangan di perbatasan Rusia-Ukraina, AS memang memutuskan mengerahkan 3.000 tentaranya ke Polandia, yang merupakan anggota Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Sebelumnya Negeri Paman Sam sudah mengirim 1.700 prajuritnya ke negara tersebut. Tak hanya itu, AS juga memindahkan 1.000 tentaranya yang berbasis di Jerman ke Rumania. Washington pun memberikan bantuan militer kepada Ukraina agar negara tersebut siap menghadapi potensi serangan Rusia.

"Tekad AS untuk memaksakan ekspansi progresif NATO menuju perbatasan Federasi Rusia merupakan ancaman bagi keamanan nasional negara ini dan perdamaian regional dan internasional," kata Kementerian Luar Negeri Kuba.

Sementara Presiden Nikaragua Daniel Ortega menyampaikan dukungannya kepada Putin atas keputusannya mengakui kemerdekaan Luhansk dan Donetsk, dua wilayah di Ukraina timur. Ortega mengatakan, Putin memiliki hak untuk mengambil langkah tersebut.

Baca juga : Perang Ukraina-Rusia Makin Membara, Shevchenko Sampaikan Dukungan untuk Negaranya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement