Kamis 24 Feb 2022 03:31 WIB

Konsep Situs Srigading Diperkirakan Mirip dengan Candi Prambanan

Temuan arca Agastya cocok dengan konsep candi Hindu Siwaistis seperti Prambanan.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Agus raharjo
Arkeolog dari tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan melakukan eskavasi tahap kedua di situs Srigading, Lawang, Malang, Jawa Timur, Rabu (23/2/2022). Eskavasi tahap kedua tersebut rencananya akan dilaksanakan selama enam hari dengan target mengetahui bentuk candi serta mencari artefak peninggalan abad 10 di era kerajaan Mataram Kuno yang diduga masih tertimbun reruntuhan.
Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Arkeolog dari tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan melakukan eskavasi tahap kedua di situs Srigading, Lawang, Malang, Jawa Timur, Rabu (23/2/2022). Eskavasi tahap kedua tersebut rencananya akan dilaksanakan selama enam hari dengan target mengetahui bentuk candi serta mencari artefak peninggalan abad 10 di era kerajaan Mataram Kuno yang diduga masih tertimbun reruntuhan.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Konsep Situs Srigading di Desa Srigading, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur diperkirakan mirip dengan Candi Prambanan. Kesimpulan ini bersifat sementara karena menyesuaikan dengan temuan arca dan bata pada situs.

Ketua Tim Ekskavasi Situs Srigading, Wicaksono Dwi Nugroho mengatakan, pada tahap kedua ini timnya melakukan penggalian di sisi selatan. Kemudian bergerak ke utara dari bagian timur bangunan.

Baca Juga

"Di saat yang bersamaan, kita juga membuka di bagian tengah. Kemarin, kita membuka sisi selatan dahulu untuk menampakkan sisi timur," kata pria disapa Wicak ini saat ditemui wartawan di lokasi ekskavasi, Rabu (23/2/2022).

Pada sisi selatan bangunan, tim menemukan arca di antara reruntuhan bata. Arca tersebut diidentifikasi sebagai Agastya. Agastya merupakan seorang Rsi (pendeta) yang berasal dari bangsa Dravida. Berdasarkan data Kemendikbudristek, di Indonesia tokoh ini termasuk salah satu anggota pantheon Siwa yang bersama dengan anggota pantheon lainnya seperti Siwa Mahadewa, Durga, Ganesha dan Mahakala-Nandiswara.

Selain itu, tim ekskavasi menemukan fragmen dari bata berbentuk kepala yang bermahkota. Ada pula relief bagian tangan kiri yang terbuat dari bata. Lalu juga ditemukan satu batu persegi yang masih di lokasi dan belum diangkat karena akan dibersihkan dahulu.

Pada bagian tengah bangunan, tim menemukan satu buah lingga. Benda ini berada pada kedalaman 60 centimeter (cm) atau 30 cm dari sisi timur yoni. Berdasarkan hasil pengukuran, lingga tersebut memang pasangan dari yoni yang sebelumnya telah ada di tempat.

Wicak berharap bisa menemukan temuan lain dari kegiatan ekskavasi tahap kedua. Namun berdasarkan hasil temuan ini, situs ini kemungkinan besar bangunan candi. Tidak hanya kaki, bangunan ini juga memiliki bagian tubuh dan atap.

Dari hasil temuan arca Agastya, Wicak dan tim pun mendapatkan gambaran bahwa ini cocok dengan konsep pembagian candi Hindu beraliran Siwaistis seperti Candi Prambanan. "Jadi bagian tangga masuk di timur yang ada bilik utama (biasanya) ada arca Siwa, di sisi barat ada Ganesha, sisi utara Durga dan sisi selatan ada Agastya. Ini polanya hampir sama, karena arca Agastya yang kita temukan di Srigading, itu juga ada di selatan," ujarnya.

Jika menilik dari keterangan masyarakat, Situs Srigading dahulu memiliki arca perempuan yang tidak ada kepala tapi bertangan banyak. Wicak menduga arca ini sebagai Durga.

Kemudian masyarakat juga menyaksikan terdapat arca sapi tanpa kepala yang diperkirakan sebagai Nandi atau bisa juga bagian dari Durga. "Jadi Durga itu dewi naik sapi, yang patah dan terpisah. Karena kita tidak punya bukti foto, hanya cerita aja, jadi masih ada kemungkinan itu," ucapnya.

Masih berdasarkan kesaksian warga, Situs Srigading juga sempat memiliki arca yang membawa pentungan. Wicak menduga arca tersebut Dwarapala. Namun arca-arca yang disaksikan masyarakat pada masa lalu tersebut sudah hilang sehingga Wicak belum bisa memastikannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement