Kamis 24 Feb 2022 01:24 WIB

Marak Pedagang Pasar Buru Minyak Goreng ke Toko

Stok minyak goreng kemasan memang tak tersedia di pasar tradisional.

Warga membeli minyak goreng di salah satu pusat perbelanjaan di Babakan Ciparay, Kota Bandung, Rabu (16/2/2022). Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung menyatakan, Kota Bandung memiliki persediaan 780 ribu liter minyak goreng dengan harga Rp14 ribu per liter dan mengimbau kepada masyarakat untuk tidak panic buying (panik belanja) karena dipastikan dapat mencukupi kebutuhan masyarakat. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Warga membeli minyak goreng di salah satu pusat perbelanjaan di Babakan Ciparay, Kota Bandung, Rabu (16/2/2022). Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung menyatakan, Kota Bandung memiliki persediaan 780 ribu liter minyak goreng dengan harga Rp14 ribu per liter dan mengimbau kepada masyarakat untuk tidak panic buying (panik belanja) karena dipastikan dapat mencukupi kebutuhan masyarakat. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PD Pasar Bermartabat Bandung menyebut kini banyak pedagang dari pasar tradisional berburu minyak goreng kemasan ke toko ritel atau mini market. Direktur Utama PD Pasar Bandung Herry Hermawan mengatakan kondisi para pedagang di pasar tradisional memang saat ini kehabisan stok minyak goreng, baik minyak goreng curah maupun minyak goreng kemasan (premium).

"Makanya kalau mereka lari ke toko ritel, itu hal yang wajar. Karena mereka untuk menjual kebutuhan itu, walaupun tetap, yang namanya pengawasan itu harus menjual dengan harga eceran tertinggi," kata Herry, Rabu (23/2/2022).

Baca Juga

Menurutnya saat ini baru empat pasar yang sudah mendapat stok minyak goreng curah setelah adanya operasi pasar dari Kementerian Perdagangan. Sedangkan stok minyak goreng kemasan menurutnya tidak tersedia di pasar tradisional.

"Minyak goreng kemasan itu tidak masuk ke pasar, stoknya itu tidak di-drop di pasar, itu didistribusikan ke ritel, itu yang menjadi masalah," kata Herry.

Herry mengatakan permasalahan itu bakal timbul jika stok minyak goreng kemasan di toko ritel justru diburu dan dihabiskan oleh para pedagang pasar. Akibatnya, kata dia, masyarakat bakal kesulitan untuk mendapat minyak goreng.

"Makanya kami selalu meminta kepada kementerian untuk minta tolong segera diberikan, baik curah maupun kemasan untuk dimasukkan ke pasar tradisional, samain aja," kata dia. "Karena kalau nggak disamakan, jadi timbul fenomena pedagang pasar antre di toko ritel, habisnya bukan sama ibu-ibu tuh," tambahnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement