Rabu 23 Feb 2022 16:20 WIB

Cara Efektif Atasi Kecanduan Gim pada Remaja

Pandemi covid-19 memperburuk kecanduan gim dan internet pada remaja.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
Anak-anak kecanduan gim daring (online game).
Foto: Dok Dinkominfo Demak
Anak-anak kecanduan gim daring (online game).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kecanduan gim video atau internet yang tidak sehat sekarang diakui menjadi penyakit oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Remaja sangat berisiko mengalami masalah ini. Pandemi covid-19 memperburuk situasi yang menimpa remaja.

Dengan gangguan yang terkait dengan masalah kesehatan mental dan kinerja akademik yang lebih buruk, para peneliti sibuk mencari cara untuk mengatasi kondisi tersebut. Sebuah studi baru tampaknya menawarkan metode pengobatan yang sangat menjanjikan, yakni menggunakan pendekatan terapi perilaku kognitif (CBT) yang disebut PROTECT (penggunaan Media Teknis Profesional) untuk mengurangi keparahan gejala gangguan gim dan internet.

Baca Juga

“Hasil uji coba ini menunjukkan bahwa intervensi PROTECT secara efektif mengurangi gejala gangguan permainan dan gangguan penggunaan internet selama 12 bulan,” tulis para peneliti dalam makalah baru mereka, dilansir dari Sciencealert, Rabu (23/2/2022).

Sebanyak 422 siswa SMA dari 33 sekolah yang berbeda, berusia antara 12 dan 18 tahun, terlibat dalam penelitian ini. Dari jumlah tersebut, 167 anak terdaftar dalam kursus PROTECT. Sementara itu, 255 akan menjadi kelompok kontrol tanpa pelatihan PROTECT yang diberikan. Survei tindak lanjut kemudian dijadwalkan selama satu tahun.

Kursus PROTECT disampaikan oleh psikolog terlatih dan terdiri dari empat sesi 90 menit. Seperti teknik CBT lainnya, teknik ini mencoba mengubah pola pikir negatif untuk mengubah perilaku-dalam hal ini, faktor risiko seperti kebosanan, masalah motivasi, dan kecemasan sosial diatasi.

Setelah satu tahun, para peneliti menemukan keparahan gejala gangguan gim dan internet telah turun 39,8 persen pada kelompok PROTECT, dibandingkan dengan 25,7 persen untuk kelompok kontrol. Namun, tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok dalam tingkat kejadian kedua kondisi setelah satu tahun.

“Selain itu, analisis gejala deskriptif menunjukkan peningkatan awal keparahan gejala gangguan permainan atau gangguan penggunaan internet yang tidak ditentukan dalam bulan pertama pada kelompok intervensi PROTECT, dibandingkan dengan penurunan keparahan gejala pada kelompok kontrol yang hanya menilai saja,” ujar peneliti.

Peneliti mengatakan apa yang terjadi di otak dengan jenis kecanduan ini mirip dengan apa yang terjadi di otak orang yang kecanduan zat seperti obat-obatan atau alkohol. Sekitar 4,6 persen orang diperkirakan memiliki gangguan kecanduan gim, dengan prevalensi gangguan penggunaan internet sekitar enam persen.

Gangguan ini ditanggapi serius oleh komunitas ilmiah dan medis, terutama karena dampak pandemi pada pendidikan dan isolasi terus dirasakan di seluruh dunia.

Para peneliti ingin melihat studi lebih lanjut yang melibatkan lebih banyak siswa dan kelompok berisiko tinggi, dan menyarankan agar materi PROTECT dapat disampaikan oleh guru dan juga konselor.

Mengingat bahwa tingkat kejadian untuk kedua kondisi tersebut tidak turun selama 12 bulan, tim menyarankan bahwa menghentikan perilaku adiktif pada kesempatan sedini mungkin adalah jalan terbaik ke depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement