Rabu 23 Feb 2022 07:48 WIB

WHO Sebut Sejumlah Negara Mulai Akhiri Fase Akut Pandemi

Penurunan kasus Covid-19 global turun selama minggu ketiga berturut-turut.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Jumlah kasus baru virus corona di seluruh dunia turun 21 persen dalam sepekan terakhir. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, hal ini menandai penurunan kasus Covid-19 global selama minggu ketiga berturut-turut.

Kepala WHO Eropa, Hans Kluge mengatakan, kawasan Eropa sekarang memasuki babak akhir pandemi Covid-19. Sejumlah negara telah mengakhiri fase akut pandemi.

 

Pekan ini, Inggris mengumumkan akan menghapus semua pembatasan Covid-19. Sementara awal bulan ini, Swedia meninggalkan pengujian skala luas untuk Covid-19 bahkan pada orang dengan gejala. Pihak berwenang Swedia mengatakan, biaya pengujian dan biaya pembatasan pandemi tidak berimbang.

 

Sedangkan pemerintah Hong Kong akan meningkatkan pengujian Covid-19 kepada warganya sebanyak tiga kali mulai Maret mendatang. Langkah ini diambil untuk memutus penularan kasus Covid-19, yang didorong oleh varian omicron. 

 

Dalam laporan mingguan, WHO mencatat lebih dari 12 juta infeksi Covid-19 pada pekan lalu. Sementara jumlah kematian akibat Covid-19 turun 8 perse  menjadi sekitar 67 ribu di seluruh dunia. Ini adalah pertama kalinya tingkat kematian mingguan turun sejak awal Januari.

 

Pasifik Barat adalah satu-satunya wilayah yang mengalami peningkatan kasus Covid-19, dengan lonjakan 29 persen. Sementara jumlah infeksi di tempat lain turun secara signifikan. 

 

Jumlah kematian baru akibat Covid-19 meningkat di Pasifik Barat dan Afrika, sementara di tempat lain menurun.  Jumlah kasus baru Covid-19 tertinggi terlihat di Rusia, Jerman, Brasil, AS, dan Korea Selatan.

 

WHO mengatakan, omicron tetap menjadi varian yang sangat dominan di seluruh dunia, terhitung lebih dari 99 persen dari urutan yang dibagikan dengan basis data virus terbesar di dunia. Sedangkan delta adalah satu-satunya varian signifikansi lainnya, yang terdiri kurang dari 1 persen dari urutan bersama.

 

WHO juga melaporkan bahwa, vaksinasi booster secara substansial meningkatkan efektivitas terhadap varian omicron. Tetapi WHO mengatakan, masih diperlukan lebih banyak rincian tentang ketahanan perlindungan vaksinasi booster.

 

Sebelumnya WHO mengatakan, tidak ada bukti bahwa booster diperlukan untuk orang sehat. WHO meminta kepada negara-negara kaya untuk tidak menawarkan dosis ketiga sebelum membaginya dengan negara-negara miskin.

 

Pejabat kesehatan telah mencatat bahwa omicron menyebabkan penyakit yang lebih ringan daripada varian Covid-19 sebelumnya. Di negara-negara dengan tingkat vaksinasi yang tinggi, omicron telah menyebar luas. Tetapi rawat inap Covid-19 dan tingkat kematian tidak meningkat secara substansial. Para ilmuwan memperingatkan bahwa, masih ada kemungkinan muncul varian Covid-19 yang lebih menular dan mematikan, jika virus dibiarkan menyebar tanpa kendali.

 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement