Selasa 22 Feb 2022 19:26 WIB

Layanan Kesehatan Digital Diprediksi Makin Populer di 2022

Pandemi disebut telah mempercepat adopsi layanan kesehatan digital.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Layanan Kesehatan Digital Diprediksi Makin Populer di 2022
Layanan Kesehatan Digital Diprediksi Makin Populer di 2022

Pandemi disebut telah mempercepat adopsi layanan kesehatan digital di Indonesia. Medix Group memprediksi tren ini akan terus berlanjut, bahkan lebih pesat  pada 2022.

“Pandemi telah membuktikan betapa pentingnya perawatan jarak jauh, dan Medix berharap dapat bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan untuk membantu meningkatkan sistem perawatan kesehatan negara dan perekonomian masyarakat Indonesia,” ujar Sigal Atzmon, CEO & Presiden Medix, dalam diskusi virtual, Selasa (22/2/2022).

Baca Juga: Amati Perilaku Digital Konsumen di Masa Pandemi, Google Berikan 5 Rekomendasi Strategi untuk Brand

Menurut survei Medix Medical Monitor Research yang dilakukan oleh Kantar pada Juni 2021, 92% masyarakat Indonesia mengatakan pandemi meyakinkan mereka akan manfaat perawatan kesehatan digital. Responden menambahkan bahwa mereka akan menggunakan aplikasi digital saat mencari saran dan perawatan medis. Angka tersebut mengalami kenaikan yang signifikan dari 64 persen masyarakat yang menggunakan aplikasi digital sebelum pandemi. 

Sebagai imbas dari ketakutan dan pembatasan sosial, 90 persen masyarakat mengatakan mereka akan mencari nasihat medis melalui konsultasi jarak jauh. Mempertimbangkan temuan ini dan jumlah pengguna internet yang sangat besar, Medix memperkirakan bahwa layanan kesehatan digital dan penggunaan aplikasi untuk mencari saran dan perawatan medis, akan dengan cepat mendapatkan momentum di Indonesia selama tahun 2022.

Medix memprediksi mayoritas masyarakat Indonesia akan memiliki akses ke perawatan medis melalui alat kesehatan digital. Aplikasi yang dipersonalisasi akan memungkinkan kita untuk memasukkan data kesehatan kita, sekaligus juga mendapat informasi yang lebih baik tentang pengembangan perawatan dan penyakit.

Penyedia layanan medis akan berada dalam posisi untuk sepenuhnya memantau data dan berinteraksi dari jarak jauh dengan pasien, memungkinkan dokter untuk memiliki pemahaman yang lebih baik dan lebih terinformasi tentang kebutuhan dan kondisi masing-masing pasien. Data yang dikumpulkan juga akan mengarah pada peningkatan skrining, diagnosis, dan perawatan masyarakat secara keseluruhan. Pada saat yang sama, privasi harus dilindungi dan keamanan medis harus terjamin.

Menurut studi industri eHealth yang dilakukan oleh Deloitte Indonesia, Bahar Law Firm, dan Chapters Indonesia tentang masa depan industri kesehatan, telekonsultasi kemungkinan akan melibatkan empat domain aplikasi yang berbeda, yang umumnya dikenal sebagai synchronous (live video), asynchronous (store-and-forward), Remote Patient Monitoring (RPM), dan mobile health (m-Health).

Synchronous memungkinkan interaksi langsung dua arah antara pasien dan penyedia layanan kesehatan menggunakan teknologi telekomunikasi audiovisual. Layanan ini "real-time" dan dapat menjadi pengganti pertemuan langsung jika tidak memungkinkan.

Sementara asynchronous merupakan jenis transmisi riwayat kesehatan yang direkam, yang dapat mencakup video dan gambar digital yang telah direkam sebelumnya (X-ray dan foto). Misalnya, melalui sistem komunikasi elektronik yang aman ke praktisi spesialis, yang menggunakan informasi tersebut untuk mengevaluasi kasus. Jenis layanan ini menyediakan akses ke data perawatan kesehatan setelah dikumpulkan, dan akan melibatkan alat komunikasi seperti email yang aman.

Adapun remote patient monitoring merupakan pengumpulan data kesehatan dan medis dari seorang pasien di lokasi tertentu dan melalui teknologi komunikasi elektronik. Data ini kemudian ditransmisikan ke penyedia layanan kesehatan melalui layanan pemrosesan data untuk digunakan dalam perawatan dan dukungan terkait. Jenis layanan ini memungkinkan penyedia untuk melacak data perawatan kesehatan pasien setelah mereka dipulangkan ke rumah atau fasilitas perawatan mereka. Metode ini mengurangi tingkat pasien yang kembali ke rumah sakit.

Terakhir, mobile health berpusat pada perangkat komunikasi seluler, seperti ponsel, komputer tablet, dan PDA, yang mendukung praktik dan edukasi perawatan kesehatan dan kesehatan masyarakat. Aplikasi dapat berupa pesan teks bertarget yang mempromosikan perilaku sehat hingga peringatan berskala luas tentang wabah penyakit.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement