Selasa 22 Feb 2022 17:50 WIB

Dr Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, ini Pendapat Guru Besar dan Tokoh Nasional

dr Soeharto merupakan saksi sekaligus pelaku sejarah.

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Sidarto Danusubroto
Foto: ANTARA /Andika Wahyu
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Sidarto Danusubroto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) Mayjen Pol (purn) Sidarto Danusubroto mengatakan dr Soeharto banyak membantu Soekarno (Bung Karno) dalam menjaga kesehatan. Tak hanya itu, dr Seoharto juga merupakan orang kepercayaan dan sering menjalankan tugas rahasia dari Bung Karno. 

Sidarto menyampaikan dr Soeharto juga ikut menggalang dana setelah Indonesia meraih kemerdekaan. Karena itu, dr Soeharto yang merupakan pendiri BNI layak menjadi pahlawan nasional. 

Baca Juga

"Saya kebetulan adalah ajudan Presiden Soekarno pasca-Super Semar. Apa yang saya dengar dari Bung Karno saat beliau ditahan di Wisma Yaso, saya dengar sendiri dari Bung Karno bahwa dr Soeharto adalah salah satu kepercayaan saya selama sebelum kemerdekaan dan sudah kemerdekaan," kata Sidarto dalam Seminar Nasional Pengusulan Calon Pahlawan Nasional yang diadakan secara hybrid, Selasa (22/2). 

Dalam seminar itu, turut hadir Mantan Anggota Dewan Pertimbangan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, Direktur Kemensos bidang Kepahlawanan, Keperintisan, kesetiakawanan dan Restorasi Sosial Murhardjani, Guru besar dan mantan Dekan FEUI Prf. Drs. Dorodjatun Kuntjorojakti, Guru besar Ilmu Sejarah UGM Prof. Dr. Djoko Suryo, Wakil Ketua MPR Arsul Sani, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. 

Sidarto melanjutkan tak bisa dibayangkan seandainya tidak ada sosok dr Soeharto di samping Bung Karno. Jelang kemerdekaan, penyakit malaria cukup populer, termasuk menyerang Sidarto. Mantan Ketua MPR RI itu juga mengatakan pernah menderita malaria dan merasakan sakit yang begitu kuat. Penyakit itu juga dialami oleh Bung Karno. 

"Bung Karno demam malaria. Seorang Bung Karno terkuras tenaganya sebelum Proklamasi harus dibantu oleh seorang dr Soeharto untuk bisa paginya membaca Teks Proklamasi yang kita kenang sampai sekarang" jelas dia. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement