Senin 21 Feb 2022 22:35 WIB

Komite FFI Minati Borobudur untuk Malam Nominasi FFI

Borobudur juga bakal menjadi awalan untuk menyentuh daerah ikonik lainnya.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Komite FFI Minati Borobudur untuk Malam Nominasi FFI (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Anis Efizudin
Komite FFI Minati Borobudur untuk Malam Nominasi FFI (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Komite Festival Film Indonesia (FFI) rupanya mulai melirik tempat- tempat ikonik yang ada di daerah sebagai lokasi penyelenggaraan rangkaian kegiatan FFI.

Selain bakal membuat warna penyelenggaraan FFI semakin berbeda dari tahun sebelumnya, cara ini bisa menjadi kegiatan positif bagi masyarakat di daerah.

Baca Juga

Perihal ini diungkapkan oleh Ketua Komite FFI, Reza Rahardian saat bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo di rumah dinas Gubernur Jawa Tengah, Puri Gedeh, Semarang, Senin (21/2).

Dalam kesempatan ini, Reza juga menyampaikan keinginan Komite FFI berencana menjadikan Candi Borobudur di Jawa Tengah sebagai venue penyelenggaraan malam nominasi FFI.

"Saya --atas nama Komite FFI-- kulonuwun untuk menyampaikan dan berharap pelaksanaan malam nominasi FFI bisa diselenggarakan di Borobudur," ungkapnya.

Menurut aktor pemeran utama dalam film Habiebie dan Ainun ini, Candi Borobudur dipilih karena merupakan destinasi wisata di daerah yang sangat ikonik.

Bahkan pelaksanaan di Borobudur juga bakal menjadi awalan untuk menyentuh daerah ikonik lainnya yang ada di tanah air mengingat selama ini malam nominasi FFI selalu digelar di gedung-gedung.

"Borobudur itu destinasi yang ikonik. Kalau nanti bisa kita gelar di Borobudur mungkin berikutnya kita bisa keliling ke tempat- tempat ikonik lainnya di Indonesia," jelasnya.

Menurut Reza, malam nominasi FFI juga tidak melibatkan kru sebanyak dengan malam penghargaan/ penganugerahan Piala Citra, sehingga masih memungkinkan digelar dalam situasi pandemi.

Kendati begitu daya tarik dan value dari malam nominasi tidak kalah semarak, karena menjadi momentum kali pertama nama- nama yang dijagokan meraih penghargaan FFI diumumkan kepada publik.

Karena krunya tidak sebanyak malam puncak penganugerahan, jadi dalam situasi pandemi masih memungkinkan untuk dilaksanakan.

"Saya juga tidak berani kalau situasinya tidak memungkinkan untuk mengadakan di luar Jakarta. Ini yang menjadi cita- cita bersama mudah-mudahan bisa terwujud," tegasnya.

Terkait rencana ini, lanjut Reza, Ganjar juga memberikan beberapa masukan terkait ide membuat kegiatan- kegiatan lain yang mendukung acara malam nominasi FFI yang rencananya dihelat Oktober 2022 mendatang.

Misalnya dalam kegiatan itu bisa melibatkan para seniman atau masyarakat di sekitar Borobudur, sebagai penampilan alternatif bagi kegiatan malam nominasi FFI nanti.

Bahkan pak Gubernur Jawa Tengah juga mengusulkan tempat alternatif seperti Dieng, apabila terjadi kendala di Borobudur. Ide- ide itu tentu akan dipetakan dan dirumuskan lebih lanjut bersama timnya.

"Kita harus mempersiapkan skenario A,B, C, dan seterusnya. Kalau salah satu ada kendala kita harus mencoba yang lain, harus mencari solusinya," tandas Reza.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement