Senin 21 Feb 2022 22:09 WIB

Stok Minyak Goreng Curah di Sulsel Sudah Normal, yang Kemasan Masih Langka

Namun, harga minyak goreng curah masih di atas HET.

Ilustrasi minyak goreng curah.
Foto: Republika
Ilustrasi minyak goreng curah.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Kepala Dinas Perdagangan Sulawesi Selatan Ashari Fakhsirie Radjamilo mengatakan stok minyak goreng curah di Kota Makassar sudah mulai normal lagi setelah hampir dua pekan lamanya masyarakat kesulitan mendapatkannya. Namun, untuk stok minyak goreng kemasan masih langka.

"Kalau minyak goreng kemasan memang masih langka, tetapi minyak goreng curah itu sudah normal stoknya di beberapa pasar," ujar Ashari Fakhsirie Radjamilo saat mendatangi tempat penimbunan minyak goreng di Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar, Senin (21/2/2022).

Baca Juga

Ia mengatakan, stok minyak curah di Pasar Terong, Pasar Pannampu dan Pasar Pabaeng-baeng Makassar sudah cukup tersedia, meski demikian harganya masih relatif tinggi dari harga eceran tertinggi (HET). Untuk minyak goreng curah berdasarkan pemantauan timnya di lapangan, pedagang masih menjualnya di angka Rp 15 ribu untuk per kilogramnya, sementara HET sebesar Rp 11.500.

Ashari mengaku jika harga itu sudah mulai turun sedikit dan para pedagang juga sudah berjanji akan menurunkan harganya jika stok minyak goreng yang dibelinya dengan harga cukup tinggi itu mulai habis. "Yang pasti kami terus koordinasi dengan Kementerian Perdagangan mengenai salah satu komoditi ini. Mengenai langkanya, itu yang tahu distributor," katanya.

Ashari juga berharap agar Satgas Pangan Sulsel terus melakukan pemantauan dan penyelidikan terkait adanya penimbunan ataupun penyalahgunaan karena yang dirugikan adalah masyarakat itu sendiri. Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi saat melakukan peninjauan di sejumlah pasar di Makassar menemukan jika stok minyak curah tersedia cukup banyak.

"Hasil pantauan kami di berbagai tempat, untuk minyak goreng curah ini tidak ada masalah dan stok tersedia. Yang kurang adalah minyak goreng kemasan," kata Muhammad Lutfi di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis pekan lalu.

Dikatakannya, masyarakat umumnya membeli minyak goreng atau kemasan yang lebih sederhana dan premium karena dinilai lebih praktis dan higienis. Sedangkan minyak goreng curah yang sedikit lebih murah dibandingkan minyak goreng kemasan sederhana dan premium, hanya diminati oleh sebagian kecil masyarakat.

Namun, karena kelangkaan minyak goreng kemasan di pasaran, harga minyak goreng curah melonjak dari Rp 11.500 menjadi Rp 15.000 per liter.

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement