Senin 21 Feb 2022 16:37 WIB

Putin: AS-NATO Harus Tanggapi Tuntutan Jaminan Keamanan Rusia

Rusia meminta NATO agar tak membuka pintu bagi keanggotaan Ukraina.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
 Presiden Rusia Vladimir Putin
Foto: AP/Sergey Guneev/Pool Sputnik Kremlin
Presiden Rusia Vladimir Putin

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, Amerika Serikat (AS) dan Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) harus memberikan tanggapan konkret serta substantif terhadap proposal jaminan keamanan yang diajukan Moskow. Hal itu disampaikan ketika Putin melakukan percakapan via telepon dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, Ahad (20/2/2022).

“(Presiden Putin) sekali lagi menekankan perlunya AS dan NATO untuk menanggapi tuntutan Rusia guna memastikan jaminan keamanan secara serius dan meresponsnya secara konkret serta substantif,” kata Kremlin dalam sebuah pernyataan, dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.

Baca Juga

Di tengah desas-desus tentang potensi serangan ke Ukraina, Rusia mengajukan proposal keamanan kepada AS dan NATO pada 2021. Washington dan NATO diketahui telah menyampaikan dugaan tentang rencana Rusia melancarkan agresi ke Kiev. Dalam proposal tersebut, Rusia meminta NATO tidak bergerak atau maju ke timur Eropa.

Rusia pun meminta NATO agar tak membuka pintu bagi keanggotaan Ukraina di aliansi pertahanan tersebut. Selain itu, Moskow menuntut tidak ada penyebaran senjata serius, termasuk senjata nuklir. Rusia pun menuntut infrastruktur NATO mundur ke perbatasan 1997.

Pada akhir Januari lalu, AS dan NATO menyerahkan tanggapan tertulis atas proposal Rusia. Isinya menunjukkan bahwa Barat tidak memberikan konsesi kepada Rusia mengenai hal-hal yang secara prinsip penting untuknya. Vladimir Putin cukup kecewa dengan respons tersebut. Ia merasa permintaan atau tuntutan negaranya “diabaikan”. Kendati demikian, Rusia akan merilis tanggapan balasan. 

Salah satu kekhawatiran Putin adalah masuknya Ukraina ke NATO. Dia meyakini, jika hal itu terjadi, Kiev pasti akan berusaha merebut kembali Krimea. Rusia diketahui menganeksasi Krimea dari Ukraina pada 2014. Menurut Putin, jika Ukraina memperoleh dukungan NATO untuk merebut kembali Krimea, perang tidak akan terhindarkan. Meski mengakui bahwa kalah secara kekuatan, Putin menegaskan bahwa Rusia merupakan salah satu kekuatan nuklir terbesar di dunia. Dalam pandangan Putin, tidak akan ada pemenang dalam pertempuran tersebut. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement