Senin 21 Feb 2022 15:52 WIB

Dinas Jabar: Stok Minyak Goreng Aman Tapi Terganggu Panic Buying

Karena panic buying, minyak goreng di toko-toko habis sebelum waktunya

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Pekerja menata minyak goreng di salah satu pusat perbelanjaan di Babakan Ciparay, Kota Bandung, Rabu (16/2/2022). Karena panic buying, minyak goreng di toko-toko habis sebelum waktunya.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Pekerja menata minyak goreng di salah satu pusat perbelanjaan di Babakan Ciparay, Kota Bandung, Rabu (16/2/2022). Karena panic buying, minyak goreng di toko-toko habis sebelum waktunya.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat (Jabar) menyebut stok minyak goreng di pasaran relatif aman. Namun stok cepat habis karena adanya panic buying di tengah masyarakat.

Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Jawa Barat Eem Sujaemah mengatakan toko-toko ritel atau mini market sebetulnya telah menyiapkan minyak goreng sesuai dengan kebutuhan masyarakat sehari-hari. Namun karena panic buying, produk minyak goreng di toko-toko habis sebelum waktunya untuk disediakan kembali.

Baca Juga

"Karena sekarang terjadi panic buying di mana-mana sehingga orang ketakutan, makanya ada di beberapa daerah, ada yang menggunakan stempel seperti pemilu," kata Eem di Pasar Kosambi, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (21/2/2022).

Di Kota Bandung, sejumlah antrean masyarakat yang menunggu toko ritel buka untuk memburu minyak goreng masih terjadi dalam sepekan terakhir. Dengan adanya fenomena yang dipicu panic buying tersebut, minyak goreng di toko ritel atau mini market kerap habis sebelum jam 12.00 WIB siang.

Kabid Distribusi Perdagangan dan Pengawasan Kemetrologian Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung Meiwan Kartiwa menyebut para pengusaha ritel pun sebetulnya telah menjamin ketersediaan minyak goreng. Namun dengan adanya isu kenaikan serta kelangkaan minyak goreng, menurutnya masyarakat membeli komoditas tersebut dengan jumlah yang banyak.

"Sebenarnya stok cukup di hari-hari normal. Namun untuk sekarang kan kondisinya banyak mungkin warga itu sedikit ketakutan, makanya warga membeli dalam jumlah yang banyak," kata Meiwan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement