Sabtu 19 Feb 2022 13:42 WIB

Pemikiran Geopolitik Bung Karno: Ingin Tata Dunia yang Adil

Bung Karno ingin membangun solidaritas antarbangsa dengan damai.

Mahasiswa Doktoral Universitas Pertahanan (Unhan) Hasto Kristiyanto merangkum sejumlah implementasi pemikiran geopolitik Proklamator RI Bung Karno dalam simposium nasional, Sabtu (19/2/2022).
Foto: istimewa
Mahasiswa Doktoral Universitas Pertahanan (Unhan) Hasto Kristiyanto merangkum sejumlah implementasi pemikiran geopolitik Proklamator RI Bung Karno dalam simposium nasional, Sabtu (19/2/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mahasiswa Doktoral Universitas Pertahanan (Unhan) Hasto Kristiyanto merangkum sejumlah implementasi pemikiran geopolitik Proklamator RI Bung Karno dalam simposium nasional, Sabtu (19/2/2022). Menurut Hasto, Bung Karno membawa misi melawan kolonialisme hingga mendorong dunia yang adil. 

Saat memberi paparan dalam Simposium Nasional Relevansi Geopolitik Sukarno bagi Kepentingan Nasional dan Pertahanan Negara, Hasto menyimpulkan enam hasil pemikiran geopolitik Bung Karno. 

Baca Juga

"Pertama, Irian Barat dapat dibebaskan dari kolonialisme Belanda. Kedua, kepemimpinan Indonesia diakui dunia," kata Hasto dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (19/2/2022).

Politikus asal Yogyakarta itu menyampaikan Bung Karno juga membawa Angkatan Perang Republik Indonesia terkuat di bumi selatan. Kemudian, Presiden Pertama RI itu mengajukan restrukturisasi Dewan Keamanan PBB. 

"Soekarno juga mendapat gelar Pahlawan Islam dan Kemerdekaan dalam Konferensi Islam Asia Afrika 1965," jelas Hasto. 

Sekjen DPP PDI Perjuangan itu juga Bung Karno mengubah tata dunia yang tidak lagi terbagi dalam dua blok besar, antara Blok Barat dan Blok Timur. Bung Karno membangun kekuatan bangsa-bangsa baru yang membangun koeksistensi damai dan bercita-cita mewujudkan tata dunia yang lebih demokratis dan berkeadilan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement