Sabtu 19 Feb 2022 08:15 WIB

Guru Honorer Lulus PPPK Tahap 1 Mulai Tanda Tangan Kontrak Kerja

Gaji dan tunjangan kinerja para guru PPPK dapat dibayarkan mulai Maret 2022. 

Rep: Amri Amrullah/ Red: Ratna Puspita
Guru honorer yang lulus seleksi tes Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tahap I pada 2021 mulai melakukan tanda tangan kontrak kerja dengan pemerintah daerah masing-masing.
Guru honorer yang lulus seleksi tes Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tahap I pada 2021 mulai melakukan tanda tangan kontrak kerja dengan pemerintah daerah masing-masing.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru honorer yang lulus seleksi tes Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tahap I pada 2021 mulai melakukan tanda tangan kontrak kerja dengan pemerintah daerah masing-masing. Dengan tanda tangan kontrak ini, pemerintah daerah telah sah mengangkat para guru honorer yang lolos sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). 

Sekretaris Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nunuk Suryani menyampaikan, apresiasi dan rasa bahagia karena melalui penandatangan ini. “Alhamdulillah, mulai 17 Februari 2021 guru-guru honorer yang lulus PPPK tahap I telah mulai melaksanakan penandatanganan kontrak kerja,” kata Nunuk di Jakarta, Jumat (18/2/2022). 

Baca Juga

Sebelumnya, sebanyak 262 guru honorer di Kabupaten Magetan yang lulus seleksi PPPK tahap I telah melakukan tanda tangan kontrak kerja pada 17 Februari 2022. Nunuk menuturkan, gaji dan tunjangan kinerja para guru tersebut dapat dibayarkan mulai Maret 2022. 

Kemendikbudristek juga mendorong untuk pemerintah daerah segera melakukan tanda tangan kerja dengan para guru honorer yang lulus seleksi ASN PPPK. “Semoga prosesnya lancar, agar para guru honorer yang lulus seleksi segera mendapatkan haknya,” ucap Nunuk. 

Kepada para guru honorer yang belum lulus PPPK, Nunuk menyampaikan untuk tidak berkecil hati karena masih ada kesempatan untuk ikut seleksi PPPK lagi pada tahun ini. “Yang lulus sebanyak 173 ribu itu baru 35 persen dari formasi yang tersedia. Kami terus berusaha agar 306 ribu yang ada terisi semua di seleksi saat ini,” kata Nunuk Suryani. 

Wakil Ketua Forum Honorer Nonkategori Dua Indonesia (FHNK2I), Doni Virli Heriyanto mengungkapkan rasa bahagianya. “Kami sangat bersyukur akhirnya penantian 17 tahun berakhir dengan bahagia. Rambut saya sampai rontok karena memikirkan nasib kawan-kawan honorer. Alhamdulillah, kesulitan para guru honorer berakhir dengan kemudahan,” tutur Doni. 

Para guru honorer yang melakukan tanda tangan kontrak kerja lebih banyak didominasi oleh guru honorer nonkategori. “Hal ini karena jumlah honorer K2 tinggal sedikit,” kata Doni. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement