Jumat 18 Feb 2022 19:35 WIB

Minyak Goreng Lenyap, Pedagang Ganti Jenis Dagangan

Jika distribusi minyak goreng dari hulu terhambat, akan tetap sulit bagi pedagang.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Bilal Ramadhan
Pedagang antre membeli minyak goreng curah di Pasar Tambahrejo, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (18/2/2022). Minyak goreng curah yang dijual khusus untuk pedagang seharga Rp10.500 per liter dan harus dijual kembali ke masyarakat dengan harga tertinggi Rp11.500 per liter.
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Pedagang antre membeli minyak goreng curah di Pasar Tambahrejo, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (18/2/2022). Minyak goreng curah yang dijual khusus untuk pedagang seharga Rp10.500 per liter dan harus dijual kembali ke masyarakat dengan harga tertinggi Rp11.500 per liter.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) menyayangkan lambatnya distribusi yang ada di pasar pasar sehingga stok di pasar nihil. Ikappi menilai, hal itu yang membuat para pedagang pasar semakin sulit menjual  minyak goreng dan beralih ke beberapa jenis dagangan yang lain.

Ketua Umum Ikappi, Abdullah Mansuri, mengatakan, pihaknya tengah mencoba  menjajaki komunikasi dengan beberapa pihak salah satunya BUMN Holding Pangan, PT RNI (Persero) dan pihak pihak lain agar dapat mendorong percepatan distribusi di pasar pasar.

Baca Juga

"Kita akan fokus di Jawa agar minyak goreng bisa terdistribusi dengan baik di pasar dengan harga yang sudah di tentukan walaupun kendalanya banyak, karena di pabrik harus membayar cash di awal sedangkan pedagang bayarnya kalau ada barang," kata Mansur, Jumat (18/2/2022).

Pabrik sendiri, menurut Mansuri, tidak akan mengeluarkan barang jika tidak dibayar terlebih dahulu. Hal itu menjadi salah satu kendala yang dihadapi pedagang.

 

Mansuri mengatakan, dengan situasi sulit mendapatkan pasokan minyak goreng, Ikappi optimistis bisa membantu para pedagang agar kembali dapat menyediakan minyak goreng dengan harga terjangkau.

"Kita ingin melihat pedagang tersenyum karena tidak lagi didesak emak-emak dan perekonomian bisa segera pulih kembali maka kami akan mencari cara dan menjajaki kerja sama dengan berbagai pihak dalam rangka mendistribusikan minyak goreng di pasar tradisional," ujar dia.

Namun, Mansuri menuturkan, jika distribusi minyak goreng dari hulu memang terhambat, akan tetap sulit bagi pedagang. "Ya kita tahu bahwa sekarang malah tidak ada yang jualan, ataupun masih ada yang jualan harganya masih sekitaran Rp 18 ribu per liter," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement