Jumat 18 Feb 2022 15:51 WIB

Sultan: Jumlah Kunjungan Wisatawan di DIY Turun

Penurunan wisatawan ini khususnya wisatawan yang datang dari DKI Jakarta dan Bandung.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Gubernur DIY Sri Sultan HB X (tengah) usai meresmikan Teras Malioboro, Yogyakarta, Rabu (26/1/2022). T
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Gubernur DIY Sri Sultan HB X (tengah) usai meresmikan Teras Malioboro, Yogyakarta, Rabu (26/1/2022). T

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, jumlah kunjungan wisatawan ke DIY mengalami penurunan. Penurunan ini terjadi seiring dengan peningkatan kasus positif Covid-19 di DIY yang sebagian besarnya terpapar dari varian Omicron.

Penurunan ini terlihat terutama saat akhir pekan. Meskipun ada kenaikan kasus yang terjadi dengan angka signifikan dan diberlakukannya PPKM level 3, Pemerintah Daerah (Pemda) DIY sendiri tidak menutup kawasan wisata dan hanya memberlakukan pembatasan kapasitas kunjungan wisatawan yakni 25 persen.

"Dengan kenaikan Omicron ada momentum di mana pada akhir minggu-minggu ini jumlah wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta menurun," kata Sultan, Jumat (18/2).

Sultan menyebut, penurunan wisatawan ini khususnya wisatawan yang datang dari DKI Jakarta dan Bandung. Sementara, DKI Jakarta Bandung termasuk dalam salah satu daerah yang masyarakatnya banyak berwisata ke DIY.

"Tetapi jumlah wisatawan dari Jawa Timur bertambah," ujar Sultan.

Pernyataan tersebut selaras dengan tingkat hunian (okupansi) hotel di DIY yang ikut menurun. Ketua Perhimpunan Hotel dan Resto Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono mengatakan, saat ini okupansi hotel di DIY hanya di angka 30-40 persen.

"Kemarin (saat kasus landai) okupansi mencapai 60-60 persen," kata Deddy.

Dengan terus meningkatnya kasus Covid-19 di DIY, pihaknya pun memperketat penerapan protokol kesehatan. Hal ini dilakukan agar tidak muncul klaster baru penularan Covid-19, khususnya dari industri pariwisata.

"Ini (pengetatan protokol kesehatan) kunci kita untuk mengantisipasi adanya klaster hotel dan resto," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement