Kamis 17 Feb 2022 21:31 WIB

Tiktok: Sepertinya Ada Sesuatu yang Salah dengan Algoritmanya

Tidak ada korelasi video yang sering dicari dengan yang muncul di beranda.

Aplikasi TikTok.
Foto: www.freepik.com
Aplikasi TikTok.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: M. Taufiq Affandi, M.Sc., M. Faqih Nidzom, M.Ag., Faisal Reza Pradhana, M.Kom. *

Baru-baru ini kami terpaksa melakukan sebuah analisa kecil tentang TikTok. Hasilnya membuat kami kehilangan selera makan.

Sebagai seorang pendidik, menjadi keterpanggilan kami untuk menyelami apa yang tantangan yang saat ini dihadapi oleh generasi muda. Media sosial tentu telah menjadi salah satu pembahasan yang dalam dekade ini mendapat sorotan khusus. Efek positif dan negatifnya sudah banyak dibahas, tetapi saat menyelami TikTok, ada kegelisahan yang terlalu besar untuk sekadar disimpan.

Dalam tiga tulisan, kami akan mencoba melihat TikTok secara objektif. Tulisan pertama ini akan membahas sosial media yang sedang menggeliat ini dari segi algoritmanya.

Jika Anda akrab dengan sosial media seperti YouTube dan Instagram, pasti Anda akan mafhum bahwa beranda akun adalah cerminan dari diri Anda. Beranda Anda adalah halaman pertama yang Anda lihat saat mengklik aplikasi di ponsel. Jika Anda senang mencari resep masakan, cara meningkatkan bahasa Inggris, dan juga info teknologi terbaru, kurang lebih itulah yang akan terlihat di beranda YouTube ataupun Instagram Anda.

Tapi, saat membuka aplikasi TikTok, jika diperhatikan, sepertinya ada yang salah dengan algoritmanya. Dalam eksperimen kami, kami mencoba membaca cara kerja algoritma Tiktok secara bertahap.

Pertanyaan pertama, apakah terma pencarian akan mengubah video yang disajikan di beranda? Eksperimen kami menunjukkan jawabannya adalah tidak. Tidak ada korelasi antara video apa yang sering kami cari dan video yang muncul di beranda.

Pertanyaan kedua, apakah jenis dan tema akun yang di-subscribe mempengaruhi video yang ditawarkan di beranda? Kami menggunakan akun kami untuk men-subscribe akun-akun yang bertemakan tausiyah, ceramah, maupun kata-kata hikmah. Namun apa yang terjadi, saat mengklik aplikasi TikTok, beranda kami dipenuhi dengan video-video yang sangat tidak relevan dengan akun langganan kami.

Jika ketidakrelevanan itu mengantar kita pada video tentang teori mekanika kuantum atau sejarah lahirnya angka 0, ataupun tips kesehatan, tentu kerandoman itu menjadi tidak terlalu bermasalah. Namun jika video yang disajikan adalah video yang tidak sesuai dengan norma susila, tentu keacakan ini menjadi bermasalah.

Saat mendekati waktu makan siang, kami melanjutkan kembali eksperimen kami terhadap algoritma Tiktok. Lalu sebuah video yang tidak bermoral muncul di beranda. Kami merasa perut kami penuh. Tidak ada lagi keinginan untuk makan.

*) Penulis adalah pendidik, praktisi media sosial, dan praktisi web developmen

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement