Kamis 17 Feb 2022 16:05 WIB

Banjir di Gunung Putri Bogor Disebabkan Sungai Cileungsi Meluap

Banjir di Gunung Putri Bogor karena debit air Sungai Cileungsi meluap akibat hujan.

Rep: RR Laeny Sulistyawati/ Red: Bilal Ramadhan
Kondisi perumahan Vila Nusa Indah 3 di Bojong Kulur, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, yang terendam banjir.
Foto: dok. KP2C
Kondisi perumahan Vila Nusa Indah 3 di Bojong Kulur, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, yang terendam banjir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bencana banjir merendam Desa Bojong Kulur, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Peristiwa tersebut dilaporkan BPBD setempat terjadi setelah hujan lebat mengguyur pada hari Rabu (16/2/2022) sekitar pukul 22.30 WIB.

Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor menginformasikan debit air Sungai Cileungsi meluap akibat hujan tersebut.

Baca Juga

"Saat banjir berlangsung, tinggi muka air terpantu sekitar 130 hingga 160 sentimeter. Data BPBD mencatat 3.052 KK atau 11.208 jiwa terdampak dan tidak ada laporan korban jiwa," kata Muhari seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Kamis (17/2/2022).

Selanjutnya, sebanyak 3.200 unit rumah terdampak serta beberapa fasilitas umum lain, di antaranya fasilitas pendidikan 3 unit dan tempat ibadah enam unit. Merespons kejadian ini, dia melanjutkan, pihak BPBD telah melakukan koordinasi dengan pihak desa maupun kecamatan untuk pendataan.

Selain itu, BPBD Kabupaten Bogor juga melakukan pemantauan tinggi mata air (TMA) dan berkoordinasi dengan Komunitas Peduli Sungai Cileungsi Cikeas (KP2C) terkait penyebaran peringatan dini waspada banjir.

Selama penanganan darurat berlangsung, dia menambahkan, personel TNI, Polri, dinas terkait serta relawan turut membantu dalam memastikan keselamatan warga.

"BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk tetap waspada dan siap siaga dalam mengantisipasi maupun menghindari risiko bahaya banjir," katanya.

Berbagai upaya dapat dilakukan secara kolektif, seperti membersihkan secara gotong royong saluran air atau pun mempersiapkan tempat evakuasi sementara yang aman dengan penerapan protokol kesehatan.

Ia menambahkan, masyarakat dapat memperkuat diseminasi informasi melalui jaringan komunikasi digital maupun menggunakan telekomunikasi frekuensi radio sebagai sarana informasi awal peringatan dini. Sehingga dapat menjadi pertimbangan langkah yang dapat diambil dalam hal kesiapsiagaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement