Kamis 17 Feb 2022 15:13 WIB

Semen Gresik Berdayakan 361 Pesanggem Sekitar Pabrik Rembang

Para petani sanggem mendapat kesempatan bercocok tanam di lahan sekitar pabrik.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Petani sanggem (pesanggem) melakukan panen tanaman jagung di lahan sekitar pabrik Semen Gresik di wilayah Desa Tegaldowo, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Foto: Dokumen.
Petani sanggem (pesanggem) melakukan panen tanaman jagung di lahan sekitar pabrik Semen Gresik di wilayah Desa Tegaldowo, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, REMBANG -- Asa sedikitnya 361 pesanggem (petani penggarap lahan hutan) yang berada di sekitar lingkungan pabrik PT Semen Gresik, di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, dalam meningkatkan kesejahteraannya kian membuncah.

PT Semen Indonesia (Persero)Tbk (SIG) telah memfasilitasi para pesanggem untuk menggarap lahan seluas 119,25 hektare yang tersebar di sekitar pabrik Rembang tersebut melalui program pemberdayaan ‘Semen Gresik Sahabat Petani’ (SGSP).

Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni mengungkapkan, PT Semen Gresik yang merupakan unit usaha SIG berkomitmen mendukung pengembangan lingkungan dan ekonomi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar operasional perusahaan.

Komitmen tersebut diwujudkan melalui program SGSP atau pemberdayaan kepada 361 pesanggem, yang berasal dari enam desa yang berada di sekitar lingkungan operasional pabrik Rembang. “Program SGSP ini membuktikan, kehadiran Semen Gresik tetap memberikan banyak manfaat bagi masyarakat di sekitar pabrik Rembang,” jelasnya, Kamis (17/2/2022).

Menurutnya, program SGSP yang dimulai sejak November 2021 memberikan fasilitas lahan milik Semen Gresik seluas 119,25 hektare untuk digarap para pesanggem dalam upaya mendorong peningkatan kesejahteraan mereka.

Tidak hanya menggarap, para pesanggem juga melakukan pendampingan berupa pemberian ilmu bagi untuk beralih ke pertanian modern agar produktivitas pertanian para pesanggem ini bisa lebih maksimal.

Vita juga menjelaskan, selain lahan garapan bagi petani, Semen Gresik juga memiliki fasilitas Edupark berkonsep pertanan dan peternakan seluas 1,6 hektare yang dapat dimanfaatkan para petani untuk belajar.

“Di lokasi edupark ini juga terdapat aneka hewan ternak, ikan hingga ragam sayuran seperti bayam, kangkung, sawi, selada, kacang panjang, terong, hingga sereh yang telah dimanfaatkan baik dikonsumsi sendiri maupun untuk dijual,” ungkapnya.

Program SGSP ini disambut baik oleh pesanggem asal Desa Tegaldowo, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang, Sigit Sri Wahyudi. Menurutnya, kendala yang dihadapi oleh para pesanggem selama ini adalah persoalan keterbatasan lahan.

Dengan adanya program SGSP ini para petani sanggem sangat terbantu, karena mendapat kesempatan bercocok tanam di lahan sekitar pabrik. ”Sehingga dapat menambah penghasilan dan mendorong peningkatan kesejahteraan petani dan keluarga,” kata dia.

Ia menjelaskan, dirinya bersama 194 petani lain dari Desa Tegaldowo, Timbrangan, dan Kajar tergabung dalam satu kelompok mengelola lahan di kawasan tambang tanah liat Semen Gresik seluas 36 hektare untuk ditanami jagung, padi, dan ketela pohon.

Selain difasilitas lahan, para petani juga mendapat bantuan bibit tanaman, pendampingan, pelatihan menanam, hingga perawatan tanaman pertanian yang dibudidayakan. Hasil pertanian kelompoknya pun bisa maksimal. “Kelompok kami baru saja melakukan panen raya dan setiap petani mampu memperoleh hasil hingga dua ton jagung,” tegasnya.

Penasehat program SGSP, Achmad Achid, dari Desa Timbrangan mengapresiasi program yang digulirkan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen petani sanggem ini.

Menurutnya aktivitas bisnis PT Semen Gresik telah menciptakan dampak positif bagi desa-desa sekitar lingkungan pabrik, seperti Desa Timbrangan, Kajar, Tegaldowo, Pasucen, Kadiwono, dan Desa Ngampel yang masuk wilayah Kabupaten Blora. “Pengaruhnya langsung dirasakan oleh masyarakat,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement