Rabu 16 Feb 2022 18:25 WIB

Valuasi Meta Facebook Lenyap Rp3.280 T, Mark Zuckerberg Tetap Bawa Nilai-nilai Baru Metaverse

CEO Meta Facebook Mark Zuckerberg mengungkap nilai-nilai yang dibawa oleh Meta usai rebranding karena berkembang menuju realitas virtual dan metaverse.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Mark Zuckerberg (Instagram Mark Zuckerberg)
Mark Zuckerberg (Instagram Mark Zuckerberg)

CEO Meta Facebook Mark Zuckerberg mengungkap nilai-nilai yang dibawa oleh Meta usai rebranding karena berkembang menuju realitas virtual dan metaverse. Nilai-nilai itu adalah bergerak cepat, membangun hal-hal yang luar biasa dan hidup di masa depan.

Dalam sebuah posting yang dibagikan ke halaman Facebook-nya sendiri, Zuckerberg mengatakan Meta sekarang adalah perusahaan metaverse, membangun masa depan koneksi sosial daripada perusahaan media sosial. Perusahaan juga sekarang menyebut karyawannya sebagai "metamates".

Baca Juga: Waduh! Mark Zuckerberg Tiba-tiba Ancam Akan Tutup Facebook dan Instagram di Eropa, Ada Apa?

Menyusul perubahan nama baru-baru ini, Zuckerberg mengatakan bahwa dia ingin mengkalibrasi ulang kebijakan dan nilai perusahaan yang belum diperbarui sejak 2007. Dia juga mendorong para pekerja untuk fokus pada dampak jangka panjang yang mungkin mengacu pada kekhawatiran investor tentang dampak langsung dari poros.

“Fokus pada dampak jangka panjang menekankan pemikiran jangka panjang dan mendorong kami untuk memperpanjang garis waktu untuk dampak yang kami miliki, daripada mengoptimalkan kemenangan jangka pendek,” tulisnya dalam postingan tersebut, sebagaimana dikutip dari The Guardian di Jakarta, Rabu (16/2/22). “Kita harus menghadapi tantangan yang akan menjadi yang paling berdampak, bahkan jika hasil penuh tidak akan terlihat selama bertahun-tahun.”

Insinyur di Instagram dan Facebook dilaporkan telah didorong untuk melamar pekerjaan di departemen metaverse dan realitas buatan di perusahaan, dan Meta telah mempekerjakan ribuan pekerja baru dari perusahaan saingan seperti Apple.

Namun, perubahan ini tampaknya ditakuti para karyawan hingga investor. Saham Meta mengalami penurunan bersejarah setelah laporan pendapatan terbarunya, membuat perusahaan kehilangan lebih dari USD230 miliar (Rp3.280 triliun) nilai pasar.

Tetapi Zuckerberg tetap teguh dalam keyakinannya bahwa metaverse adalah usaha yang layak. Ia telah menginvestasikan USD10 miliar dalam proyek tersebut. Dalam panggilan pendapatan baru-baru ini, dia meyakinkan investor. 

"Saya senang dengan momentum dan kemajuan yang telah kami buat sejauh ini dan saya yakin ini adalah investasi yang tepat bagi kami untuk fokus ke depan," ujarnya kepada para investor.

Meta tidak hanya mengubah aturan internal tetapi juga branding eksternal. Pada hari Selasa mereka juga secara resmi mengakuisisi Kustomer, sebuah platform manajemen layanan pelanggan, akuisisi tersebut telah berjalan sejak diumumkan pada November 2020.

Kesibukan rebranding pada hari Selasa terjadi setelah Meta menyelesaikan salah satu dari banyak kontroversi minggu ini yaitu gugatan class action selama satu dekade atas penggunaan “cookies” oleh perusahaan pada tahun 2010 dan 2011 yang melacak orang secara online bahkan setelah mereka keluar dari platform Facebook.

Sebagai bagian dari penyelesaian yang diusulkan, meski masih harus disetujui oleh hakim, Meta telah setuju untuk menghapus semua data yang “salah dikumpulkan” selama periode tersebut. Perusahaan juga akan membayar USD90 juta kepada pengguna yang mengajukan klaim, setelah pemotongan biaya pengacara.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement