Rabu 16 Feb 2022 16:11 WIB

Balada Minyak Goreng: Di Pasar Lenyap, di Minimarket Pun tak Ada

Warga di Bandarlampung kesulitan membeli minyak goreng karena stok tak ada

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Pekerja membawa minyak goreng di salah satu pusat perbelanjaan. Warga di Bandarlampung kesulitan membeli minyak goreng karena stok tak ada. Ilustrasi.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Pekerja membawa minyak goreng di salah satu pusat perbelanjaan. Warga di Bandarlampung kesulitan membeli minyak goreng karena stok tak ada. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG - Masyarakat Bandarlampung yang mengantre operasi pasar yang diadakan oleh Pemerintah Provinsi Lampung mengeluhkan ketersediaan minyak goreng yang semakin sulit di pasaran.

"Susah minyak goreng ini sekarang, di pasar tradisional dan juga mini market juga ga ada," kata salah satu warga Sumur Batu, Bandarlampung bernama Sunawati saat mengantre dalam operasi pasar di Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lampung, Rabu (16/2/2022).

Baca Juga

Suna yang berprofesi sebagai pedagang gorengan tersebut mengaku telah tiga hari tidak berjualan karena sulit mendapatkan minyak goreng. "Kalau seminggu biasa menghabiskan 12 liter minyak goreng," katanya.

Ternyata Suna juga harus menelan pil pahit lantaran operasi pasar yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lampung dibatalkan sebab terjadi kerumunan. Warga Bandarlampung lainnya, Eva Hartati, juga mengatakan sudah tiga hari tidak mendapatkan minyak goreng sehingga terpaksa semua masakan pun direbus.

"Ya terpaksa kita rebus semua makanan, sudah tiga hari tidak dapat minyak. Saya sudah ke pasar dan mini market kosong semua minyak goreng, ada juga harganya Rp 45 ribu per liter," tuturnya.

Dibatalkannya operasi pasar oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lampung karena masyarakat berkerumun juga membuat Eva kecewa. "Pak, dari pagi di sini nunggu, tapi dibatalkan ya kami kecewa lah. Kalau stok minyak ada di pasaran, tidak mungkin kami mau ngantre gini," kata dia.

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lampung M Zimmi Skil menjelaskan dibatalkannya operasi pasar yang diadakan setiap Rabu tersebut dikarenakan masyarakat tidak patuh prokes. "Karena ini masih dalam masa pandemi Covid-19 dan masyarakat saat mengantre berkerumun padahal waktu operasi pasar belum mulai maka kami bubarkan. Sebab ditakutkan terjadi penyebaran Covid-19," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement