Rabu 16 Feb 2022 18:38 WIB

Empat Akses Pintu Zina

Empat Akses Pintu Zina

Rep: suaramuhammadiyah.id (suara muhammadiyah)/ Red: suaramuhammadiyah.id (suara muhammadiyah)
Empat Akses Pintu Zina - Suara Muhammadiyah
Empat Akses Pintu Zina - Suara Muhammadiyah

Empat Akses Pintu Zina

Oleh: Deri Adlis, SHI

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ . وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللَّهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. قَالَ الله تَعَالَى: يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. وَقَالَ الله تَعَالَى: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.

وَلـاَ تَــقْــرَبُــوْالــزِنَـى إِنَّــهُ كَـانَ فَــاحِــشَـةً وَسَـاءَ سَــبِـيْـلًا…

Kaum muslimin yang dirahmati Allah

Bersyukur kepada Allah yang tidak pernah lepas memberikan nikmatnya kepada kita. Nikmat yang diberikan tersebut jumlahnya sangat banyak. Jika kita hitung tiada satupun makhluk yang mampu menghitungnya.

Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW. Rasul yang selalu mencintai dan menyayangi umatnya. Kecintaannya kepada umat, tidak hanya ketika dia hidup saja bahkan sampai di hari kiamat tetap beliau mencintai umatnya. Karena itu, kita sebagai umatnya mari senantiasa memberikan shalawat kepada beliau paling tidak membacakan;

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ

Ko“Ya Allah, berikanlah rahmat-Mu kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad.”

Kaum Muslimin Jama’ah yang dirahmati Allah

Diantara perbuatan yang dilarang oleh dan bertentang dalam masyarakat, serta jika dilakukan akan mendatangkan bahaya yang nyata adalah berbuat zina. Ia juga termasuk kepada golongan dosa-dosa besar selain syirik, serta memiliki bobot setingkat dibawah pembunuhan.

Sebuah hadis menyebutkan, Rasulullah pernah bersabdah,”Tidak ada dosa yang lebih besar setelah syirik dari pada menuangkan setetes mani oleh seorang laki-laki kepada kemaluan perempuan yang tidak halal beginya.(HR.Ahmad, Ibnu Hiban)

Riwayat Imam Ahmad menyebutkan,” aku tidak mengetahui sebuah dosa -dosa besar setelah membunuh jiwa yang lebih besar dari dosa zina.

Selain itu perbuatan zina merupakan salah satu sebab putusnya anak seorang anak dengan anaknya, rusaknya kehormatan dan kesucian diri, serta sebab timbulnya pengrusakan terhadap keharmonisan rumah tangga antara suami dan istri.

Melihat akibat yang timbul dari perbuatan zina sebagaimana disebutkan diatas, sangat pantas ia tergolong kepada perbuatan yang keji dan wajib untuk dijauhi. Seperti yang disebutkan Allah dalam firman-nya:

وَلـاَ تَــقْــرَبُــوْالــزِنَـى إِنَّــهُ كَـانَ فَــاحِــشَـةً وَسَـاءَ سَــبِـيْـلًا…

Dan janganlah kamu dekati zina , karena sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.(QS. Al-Isra :32)

Kaum Muslimin Jama’ah yang dirahmati Allah

Ayat diatas jelas dengan terangnya Allah menyebut betapa kejinya dan buruknya perbuatan zina. Sini Allah jelaskan dengan adanya kata فَـاحِـشَـةً  (fahisyatan) dalam ayat tersebut, yang menurut Ibnu Qayyim memahaminya bahwa zina merupakan perbuatan keji atau kotor yang sudah mencapai tingkat tinggi dan diakui kekejiannya oleh setiap pelakunya.

Ayat diatas Allah juga memberitahukan kepada kita bahwa zina adalah seburuk-buruk jalan, karena ia merupakan jalan menuju kebinasaan dan kehinaan didunia, serta mendatangkan siksa dan azab Allah di akhirat.

إِنَّـهُ كَـانَ فَـاحِـشَـةً وَمَـقْـتًـا وسَـاءَ سَـبِـيْـلًا …..

Sesungguhnya perbuatan itu (zina) amat keji dan dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh).(QS. An-Nisa:22)

Kaum Muslimin Jama’ah Juma’at yang dirahmati Allah.

Seorang Mukmin yang beriman wajib hukumnya menjauhi dan menghindari perbuatan ini, serta wajib menutup akses pintu yang membuka peluang terjadinya perbuatan tersebut.

Akses pintu yang pertama adalah al-lahazhat, yang berarti pandangan pertama. Ini bisa dikatakan sebagai timbulnya syahwat. Ia merupakan awal sebab timbulnya segala bentuk kejahatan dan kedurhakaan. Maka barang siapa yang melepaskan pandangan tanpa kendali, niscaya dia akan menjerumuskan dirinya sendiri pada jurang kebinasaan.

Rasulullah bersabda:”janganlah kamu ikuti pandangan pertama itu dengan pandangan berikutnya, pandangan boleh buat kamu, tapi tidak dengan pandangan selanjutnya.”(HR. At-Turmudzi)

Dalam hadist Riwayat Ahmad, Rasulullah bersabdah,”Pandangan itu adlah panah beracun dari panah iblis. Maka barang siapa yang memalingkan pandangannya dari kecantikan seorang wanita, ikhlas karena Allah semata, maka Allah akan memberikan di hatinya kelezatan sampai pada hari kiamat.

Kaum Muslimin Jama’ah Juma’at yang dirahmati Allah

Padangan adalah asal muasal datangnya musibah yang menimpa manusia. Sebab, pandangan itu akan melahirkan lintasan dalam benak, kemudian lintasan itu akan melahirkan lintasan dalam benak, kemudian lintasan itu akan melahirkan pikiran, dan pikiran itu lah yang melahirkan syahwat. Dari syahwat itu timbullah keinginan, kemudian keinginan itu menjadi kuat, dan berubah menjadi niat yang bulat. Akhirnya apa yang tadinya melintas dalam pikiran menjadi kenyataan, dan pasti terjadi selama tidak ada yang menghalanginya.

Maka solusi terhadap hal ini adalah dengan bersabar. Karena ia lebih ringan dibanding harus menanggung beban penderitaan yang ditimbulkannya.

Kaum Muslimin Jama’ah Juma’at yang dirahmati Allah.,

Kedua adalah al-khothorat yaitu pikiran yang melintas di dalam benak. Disini merupakan tempat dimulainya segala aktivitas, yang baik maupun yang buruk. Disini dimulainya lahirnya keinginan untuk melakukan sesuatu yang akhirnya berubah menjadi tekat yang bulat.

Kaum Muslimin Jama’ah Juma’at yang dirahmati Allah.,

Barang siapa yang mampu mengendalikan pikiran yang melantas ini, nischaya dia akan mampu mengendalikan diri dan menundukkan hawa nafsunya.

Sebaliknya, jika dia tidak mampu mengendalikan pikirannya, maka nafsulah yang bakal mengendalikannya. Maka siapa yang mengangap remeh hal ini, ia dipastikan akan terseret dalam kebinasaan meski tanpa dia sadari. Pikiran itu akan terus melintas dalam benak dan hatinya, hingga kahirnya dia akan menjadi angan-angan tanpa makna (palsu).

Kaum Muslimin Jama’ah Juma’at yang dirahmati Allah.,

Angan-angan adalah suatu yang sangat berbahaya bagi manusia. Dia lahir dari sikap ketidakmampuan sekaligus kemalasan, dan melahirkan sikap lalai yang selanjutnya penderitaan dan penyesalan. Ia hanya mendapatkan realita yang diinginkannya sebagai pelampiasannya. Semua itu sedikitpun tidak akan membawa manfaat sama sekali bagi mereka.

Kaum Muslimin Jama’ah Juma’at yang dirahmati Allah.,

Orang yang paling jelek cita-citanya dan paling hina adalah orang yang merasa puas dengan dengan angan-angannya. Dia selalu berpegang dengan angan-angannya dan merasa bangga dan senang dengannya.

Allah mengingatkan, angan-angan adalah modal orang yang akan menuju kehancuran, serta makanan pokok bagi orang yang jiwanya kosong yang bisa merasa puas dengan gambaran dan hayalan serta angan-angan palsu.

Kaum Muslimin Jama’ah Juma’at yang dirahmati Allah.,

Ketiga, adalah al-lafazhat yaitu ungkapan kata-kata. Dalam hadis riwayat imam At-Turmudzi, Rasulullah pernah ditanya tentang hal yang paling banyak memasukan manusia kedalam neraka, maka beliau menjawab mulut dan kemaluan.

Bahkan Muaz bin Jabal perbuatanya kepada Rasulullah, “ Ya Rasul apakah kita akan disiksa karena perkataan kita”, maka Rasulullah menegur Muaz; “bagaimana engkau ini wahai Ibnu Jabal,” manusia tidak akan dimasukan ke mereka kecuali karena apa yang dihasilkan oleh lisannya.

Cara menjaga al-lafazhat  dengan mencegah keluarnya kata-kata atau ucapan dari yang tidak bermanfaat atau tidak bernilai. Misalnya dengan tidak berbicara kecuali dalam hal yang diharapkan bisa memberikan keuntungan dan tambahan menyangkut masalah keagamaan. Bila ingin berbicara hendaklah berfikir tentang adanya manfaat dan keuntungan dari yang diucapkan. Jika dia mampu melakukanny, maka akan mendatangkan keselamatan baginya. Seperti yang disabdakan Rasulullah :

مَـنْ صَـمَـتَ نَـجَـا.

Barang siapa diam niscahya dia selamat. (H.R. At-Turmudzi)

Uqbah bin Amir pernah berkata ; “ Ya Rasulullah apakah keselamatan itu ? Rasulullah menjawab;” tahanlah lisanmu, dan hendaklah rumahmu menyenangkanmu, dan menangislah karena kesalahanmu.

Keempat, al-khuthuwat yaitu langkah yang nyata untuk berbuat. Maka, cara mencegah langkah ini adalah dengan berkomitmen untuk tidak mengerakkan kaki menuju perbuatan tersebut.

Selabaliknya dia palingkan langkahnya kepada tempat yang diharapkan mendatangkan pahala dari Allah. Bilah langkah kakinya itu tidak mendatangkan pahala, maka dia akan mengurungkan langkahnya tersebut.

Salah satu sebab bisa seseorang tergelincir ada dua macam yaitu tergelincirnya kaki dan tergelincirnya lidah. Karena itu kedua macam ini disebutkan sejajar oleh Allah dalam Al-Qur’an surah Al-Furqon ayat 63 :

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَعِبَا دُ الرَّحْمٰنِ الَّذِيْنَ يَمْشُوْنَ عَلَى الْاَ رْضِ هَوْنًا وَّاِذَا خَا طَبَهُمُ الْجٰهِلُوْنَ قَا لُوْا سَلٰمًا.

“Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan, “salam,”(QS. Al-Furqan 25: Ayat 63)

Semua hal yang disebutkan diatas merupakan pendahuluan terhadap penjelasan diharamkannya zina dan wajib menjaga kemaluannya.

Maka, karena itu Islam sebagai agama yang sempurna telah memberikan jalan kepada manusia untuk membendung hal tersebut, yaitu dengan jalan menikah.

Dengan menikah, pandangan akan terjaga, nafsu tersalurkan dengan jalan yang benar serta tentunya mendapat ridho dari Allah.

Nasrun minallah wa fathun qarib. Faa’tabiru yaa Ulil albab la’allakum turhamuun.

إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِنِ الصَّادِقِ الْوَعْدِ الْأَمِيْنِ، وَعَلٰى إِخْوَانِهِ النَّبِيِّيْنَ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَارْضَ اللهم عَنْ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِيْنَ، وَآلِ الْبَيْتِ الطَّاهِرِيْنَ، وَعَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ، أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنِ الْأَئِمَّةِ الْمُهْتَدِيْنَ، أَبِيْ حَنِيْفَةَ وَمَالِكٍ وَالشَّافِعِيِّ وَأَحْمَدَ وَعَنِ الْأَوْلِيَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ،

فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ فَاتَّقُوْهُ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلٰى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَاتَّقُوْهُ يَجْعَلْ لَكُمْ مِنْ أَمْرِكُمْ مَخْرَجًا، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

Deri Adlis, SHI. Pimpinan Cabang Muhammadiyah Dan Wakil Mui Kecamatan Siantan Kepulauan Anambas

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan suaramuhammadiyah.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab suaramuhammadiyah.id.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement