Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nanang AH

3 Tips Penulis Berfilosofi Kupu Kupu

Gaya Hidup | Wednesday, 16 Feb 2022, 08:44 WIB
Ilustrasi seorang penulis. Foto: oleh Dziana Hasanbekava/Pexel.com

Kita menyadari semua untuk menjadi penulis itu gampang gampang susah. Gampangnya mereka yang sudah terbiasa itu mudah, namun bagi yang masih belajar itu terasa sulit.

Namun siapapun kita, baik yang akan mencoba menjadi penulis, yang sedang belajar menulis atau hobi menulis ada baiknya mencontoh filosofi penulis "Kupu kupu".

Bagaimana filosofinya, berikut 3 filosofi menjadi penulis "Kupu kupu".

1. Metamorfosis kupu kupu

Pernahkah anda melihat seekor kupu Kupu yang terbang di sekitar halaman atau kebun rumah kita, begitu indah menawan bukan, hinggap dari bunga satu ke bunga yang lainnya mencari serbuksari disetiap bunga yang dihinggapi. Degradasi warnanya yang mempesona terdiri dari berbagai jenis spesies ukuran dan warna, membuat mata yang memandang berdecak kagum.

Namun dari semua keindahannya terkadang kita melupakan prosesnya bagaimana seekor kupu kupu tersebut berubah wujud. Tentu proses tersebut tidak mudah dan memakan waktu serta energi yang tidaklah instan dan sebentar, mulai dari telur, berubah bentuk menjadi ulat, lalu berkembang menjadi kepongpong,dan akhirnya baru berubah menjadi kupu kupu. Proses perubahan ini yang dinamakan metamorfosis. Terkait proses berapa lama metamorfosis kupu kupu tergantung jenis/spesiesnya mulai satu bulan bahkan ada yang hingga satu tahun.

Begitu juga ketika berbicara dalam konteks menikmati keindahan karya tulisan, baik tulisan karya fiksi atau non fiksi, kita sering takjub bagaimana seorang penulis menghasilkan tulisan yang begitu bagus, indah, bermakna, sistimatis, penuh logika, ringan, mudah, dan terasa renyah untuk dinikmati. Sehingga pembaca terasa terbawa emosi, menggugah, dan termotivasi.

Kita hanya tau dan menikmati karya penulis tersebut tapi terkadang kita tidak tau atau boleh jadi melupakan bagaimana perjuangan para penulis ini yang "bermetamorfosis" seperti layaknya kupu kupu, untuk menjadi penulis yang sesungguhnya yang banyak berhasil menghasilkan karya tulisan yang memiliki nilai.

Seperti halnya proses metamorfosis kupu kupu seorang penulis awalnya mungkin saja tulisannya garing, datar, sederhana. Atau ada juga yang terasa ilmiah sehingga hanya bisa dinikmati oleh beberapa kalangan namun sulit dinikmati dan dicerna oleh khalayak umum yang multiculture

Namun berkat tekad dan latihan yang sering dilakukan dan konsisten menjalaninya selama beberapa waktu akhirnya tulisannya bermetamorfosis menjadi tulisan yang bermakna, ringan, dan menjadi rujukan bagi pembacanya hingga karyanya banyak dinikmati banyak orang

Tentunya untuk menjadi penulis yang bisa dinikmati banyak orang tersebut harus melalui proses seperti halnya kupu kupu bermetamorfosis. Tidak ada didunia ini yang hasilnya diperoleh secara instan

Jadi jangan malu atau sungkan untuk mencoba belajar mulai dari nol: dari menulis di media sosial, diary,atau blog pribadi sebagai tempat latihan. Kita bisa mulai dari membuat jurnal harian menulis tentang apapun perasaan kita yang hal ini juga menurut beberapa ahli psikologi bisa bermanfaat menjadi terapi healing

Seringkali permasalahan yang sering dijumpai kita bingung tentang materi yang hendak dituliskan, dan kadang kita juga bingung memulainya.

Sebenarnya tema tulisan bisa saja datang dari sebuah keresahan, atau respon dari fenomena yang terjadi di sekitar lingkungan kita. Kalo pikiran kita sering dilatih untuk peka dalam memahami apa yang terjadi, maka lambat laun kita akan terbiasa dan kita tidak akan kehabisan bahan dan ide tulisan.

2. Kupu kupu mengambil sari bunga yg bersih

Seperti kupu kupu yang hanya akan hinggap mencari bunga bunga yang bersih dan harum, begitupun sebagai penulis yang baik tentu tema tulisan hanya akan mencari hal hal yang positip yang memberikan informasi dan menginspirasi dan memberikan manfaat kepada banyak orang tentang sesuatu hal berguna dan bermanfaat,atau yang menggugah dan memotivasi kepada kebaikan

Karena diluarsana banyak bertebaran tulisan atau berita berita hoax yang dapat memecahbelah umat dan bangsa. Tentunya kita merasa bertanggungjawab untuk mengconternya

3. Kupu kupu ikut membantu proses penyerbukan dg cara menyebarkan serbuksari pada putiksari bunga yang dihinggapinya.

Proses penyerbukan tentu sangat bermanfaat dalam pengembangbiakan bunga. Dalam hal ini kupu kupu ikut berperan dalam melestarikan dan menjaga ekosistim.

Begitupun seorang penulis yang baik akan memberikan manfaat bagi sesama, dengan menyebarkan virus virus kebaikan yang bermanfaat bagi khalayak.

Setiap Agama pun mengajarkan tentang hal ini. Dalam Agama Islam pun Rasululah Saw memerintahkan umatnya salahsatunya untuk saling menasehati dalam kebaikan.

Nah itulah 3 filosofi penulis "Kupu kupu". Semoga bermanfaat. Di akhir tulisan ini saya ingin mengutip perkataan sayidina Ali bin Abi Thalib ra yang cukup menginspirasi seorang penulis berikut ini

"Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak".

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image