Rabu 16 Feb 2022 06:58 WIB

Airbus: Kawasan Asia Pasifik akan Butuh 17 Ribu Pesawat Baru

Dari permintaan 17.620 pesawat baru, 13.660 akan berada di kategori pesawat kecil

Rep: rahayu subekti/ Red: Hiru Muhammad
Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia menerbangkan dua  armada Airbus A330-300 yang mengangkut bantuan kemanusiaan dari Indonesia ke Kabul, Afghanistan, pada Ahad (9/1/2022).
Foto: Garuda Indonesia
Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia menerbangkan dua armada Airbus A330-300 yang mengangkut bantuan kemanusiaan dari Indonesia ke Kabul, Afghanistan, pada Ahad (9/1/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Airbus memprediksi dalam 20 tahun ke depan atau pada 2040, kawasan Asia Pasifik akan membutuhkan 17.620 pesawat penumpang dan kargo baru. Hal tersebut dipicu pertumbuhan lalu lintas penumpang sebanyak 5,3 persen per tahunnya dan dipercepat pensiunnya pesawat lama yang sudah tidak efisien bahan bakar. 

“Sebanyak 30 persen dari pesawat baru ini akan menggantikan model lama yang kurang efisien bahan bakarnya,” kata Chief Commercial Officer dan Presiden dari Airbus International Christian Scherer dalam pernyataan tertulis, Selasa (15/2/2022). 

Baca Juga

Dia mengungkapkan, dari permintaan 17.620 pesawat baru, 13.660 akan berada di kategori pesawat kecil seperti jenis A220 dan A320. Pada kategori jarak jauh dan menengah, kawasan Asia Pasifik akan terus mendorong peningkatan permintaan hingga 42 persen dari permintaan global yang dapat dirincikan menjadi 2.470 pesawat sedang dan 1.490 pesawat besar.

Scherer mengatakan, wilayah yang merupakan tempat tinggal dari 55 persen populasi dunia yaitu Cina, India, dan negara ekonomi berkembang lainnya seperti Indonesia dan Vietnam akan menjadi penggerak utama pertumbuhan di Asia Pasifik. PDB akan bertumbuh 3,6 perasn per tahunnya dibandingkan dengan rata-rata global pada angka 2,5 persen serta serta akan meningkat dua kali lipat pada 2040. 

“Jajaran produk modern kami menawarkan efisiensi bahan bakar hingga 20 hingga 25 persen lebih baik yang memberikan keuntungan dari sisi emisi karbon dibandingkan pesawat generasi sebelumnya,” ungkap Scherer.

Dia menuturkan, pesawat Airbus telah tersertifikasi untuk terbang dengan 50 persen bahan bakar penerbangan berkelanjutan atau sustainable aviation fuel (SAF). Airbus mengharapkan bisa mencapai 100 persen SAF pada 2030. 

Selain itu, seri A350F yang terbaru juga menawarkan efisiensi yang lebih besar hingga 10 sampai 40 persen dibandingkan pesawat kargo besar lainnya. “Ini baik dari segi pemakaian bahan bakar maupun emisi karbon,” kata Scherer. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement