Selasa 15 Feb 2022 23:34 WIB

Dinkes Tulungagung Galakkan Pengasapan di Lokasi Endemis DBD

Secara kuantitas, kasus DBD di Tulungagung tahun ini memang sedikit lebih tinggi.

Dinkes Tulungagung Galakkan Pengasapan di Lokasi Endemis DBD (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Harviyan Perdana Putra
Dinkes Tulungagung Galakkan Pengasapan di Lokasi Endemis DBD (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,TULUNGAGUNG -- Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur menggalakkan kegiatan pengasapan ke desa-desa dan kelurahan yang ditengarai sebagai kawasan endemis demam berdarah dengue di wilayah tersebut.

"Pengasapan kami intensifkan. Tidak hanya di daerah-daerah yang selama ini ditengarai sebagai daerah endemis DBD, namun juga daerah-daerah non endemis," kata Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung Didik Eka di Tulungagung, Selasa (15/2/2022).

Baca Juga

Kebijakan pengasapan terutama diberlakukan di lingkungan warga yang sudah terkonfirmasi DBD. Bisa saat dirawat di puskesmas maupun di rumah sakit.

Selain juga berdasar permintaan warga di sekitar lingkungan tinggal. Dijelaskan Didik, selama kurun Januari hingga pertengahan Februari 2022, jumlah kasus DBD di Tulungagung tercatat menjangkit 93 orang, dengan dua di antaranya meninggal dunia.

Rinciannya, pada kurun Januari tercatat sebanyak 57 kasus dengan satu penderita meninggal dunia. Sedangkan pada kurun 1-14 Februari terdata sebanyak 36 kasus dengan satu di antaranya meninggal.

Secara kuantitas, kasus DBD di Tulungagung tahun ini memang sedikit lebih tinggi. Namun menurutnya fluktuasi masih normal mengingat penghujan tahun ini lebih lama dibanding tahun lalu. "Memang ada peningkatan, tapi tidak signifikan. Kita semua berharap ini bisa terkendali dan kasusnya menurun," ucap Didik.

Untuk mencegah terus terjadinya penularan kasus, selain pengasapan saat ini gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) digalakkan.Sosialisasi juga intensif dilakukan petugas dinas kesehatan hingga jajaran puskesmas tingkat kecamatan maupun desa.

Sosialisasi terus dilakukan, baik melalui media sosial, sedang atau secara tatap muka. "Bahwa di pandemi COVID-19 ini kita juga diintai dengan DBD," jelasnya.

Menurut Didik, jika ada yang mengalami gejala demam tinggi mendadak, lalu disertai mual, lesu, dan muntah, bisa dicurigai sebagai gejala DB. Seyogyanya pihak keluarga segera membawa pasien ke fasilitas kesehatan, agar bisa diketahui penyebab sakitnya.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement