Selasa 15 Feb 2022 18:15 WIB

Pentingnya Pendidikan Pemilu ke Pemilih Muda

Suara dari generasi muda memegang kendali masa depan bangsa ini.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Penyelenggaraan pemilu. (Ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Septianda Perdana
Penyelenggaraan pemilu. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) DIY menggelar pendidikan pemilih dalam rangka edukasi generasi muda soal pemilu. Kali ini, bekerja sama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Agenda ini merupakan rangkaian dari program riset keilmuan yang lolos pendanaan Hibah MBKM Kemenristekdikti. Pelatihan yang diadakan 15-17 Februari 2022 turut bekerja sama Pusat Studi untuk Demokrasi, Pemilu dan Partai Politik (Pusdeppol).

Ketua KPU DIY, Hamdan Kurniawan mengatakan, pendidikan pemilih sangat penting dilakukan, terutama bagi pemilih-pemilih pemula. Sebab, ini jadi upaya-upaya peningkatan dan penguatan kapasitas kesadaran soal betapa pentingnya pemilu.

Ia menekankan, perguruan tinggi memiliki peranan penting dalam upaya-upaya edukasi pemilih pemula tersebut. Karenanya, Hamdan menekankan, KPU DIY siap untuk digandeng dalam rangka melakukan pelatihan-pelatihan ke pemilih muda.

"Ini juga sebuah indikator kepedulian kita terhadap jalannya demokrasi. KPU DIY sangat siap digandeng siapapun dalam melangsungkan pendidikan pemilih, khususnya pemilih pemula," kata Hamdan di Amphiteater Gedung KH Ibrahim UMY, Selasa (15/2/2022).

Wakil Dekan I Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan AIK Fisipol UMY, Dr Ridho Al-Hamdi mengingatkan, agar generasi muda tidak acuh tidak acuh terhadap pesta demokrasi. Apalagi, 42 persen pemilih Pemilu 2019 masyarakat di bawah 30 tahun.

Artinya, masa depan demokrasi Indonesia ada di tangan pemilih pemula, suara dari generasi muda yang memegang kendali masa depan bangsa ini. Karenanya, generasi muda tidak boleh acuh, tidak boleh cuma berpikiran negatif terhadap pemilu.

Dengan adanya pelatihan ini, ia berharap generasi muda mempunyai kepedulian dan keterbukaan terhadap isu sosial yang sedang marak terjadi. Jadi, generasi muda memiliki pemahaman terhadap kondisi sosial yang memang dirasakan masyarakat.

"Yang juga marak mewarnai media massa karena kebijakan politik sangat mempengaruhi isu tersebut, sehingga penting bagi kami mengadakan pelatihan pemilih pemula ini ," ujar Ridho.

Terpisah, Kesbangpol Sleman menggelar pula seminar strategi pendidikan politik bagi generasi milenial. Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa menilai, saat ini pendidikan politik memang semakin penting diberikan kepada generasi milenial.

Dengan pendidikan politik, anak muda bisa belajar tentang pola kerja sama, sikap toleransi, loyalitas terhadap bangsa dan negara, dan sportif demi kesejahteraan rakyat. Sebab, pendidikan politik tidak cuma membangkitkan kesadaran berpolitik.

Pendidikan politik juga penting untuk membangkitkan etika politik dan tanggung jawab politik agar orang menjadi insan politik yang santun. Apalagi, pemilih pemula memiliki peran yang sangat signifikan menentukan kemenangan sebuah partai politik.

"Data KPU Pemilu 2019 dari 186.612.255 orang penduduk Indonesia yang terdaftar dalam daftar pemilih tetap 20-30 persen pemilih pemula. Jumlah pemilih pemula mencapai 80 juta atau 40 persen populasi pemilih di pemilu 2024," kata Danang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement