Selasa 15 Feb 2022 14:39 WIB

Ketegangan Soal Jilbab Capai Negara Bagian Terpadat India

Mahasiswi di negara bagian India dilarang pakai jilbab.

Rep: Lintar Satria/ Red: Muhammad Hafil
Mahasiswa dari Universitas Karachi meneriakkan slogan-slogan menentang India setelah seorang gadis Muslim di negara bagian Karnataka ditolak masuk ke perguruan tinggi karena menentang larangan hijab negara bagian, di Karachi, Pakistan, 14 Februari 2022.
Foto: EPA-EFE/SHAHZAIB AKBER
Mahasiswa dari Universitas Karachi meneriakkan slogan-slogan menentang India setelah seorang gadis Muslim di negara bagian Karnataka ditolak masuk ke perguruan tinggi karena menentang larangan hijab negara bagian, di Karachi, Pakistan, 14 Februari 2022.

REPUBLIKA.CO.ID,LUCKNOW -- Ketegangan terkait larangan memakai jilbab di kelas yang awalnya diberlakukan negara bagian sebelah selatan kini sudah sampai ke negara bagian terpadat di India, Uttar Pradesh. Sekelompok pemuda meminta sebuah kampus di negara bagian itu melarang mahasiswi memakai hijab.

Pekan lalu pemerintah menutup kampus di Negara Bagian Karnataka setelah memberlakukan kebijakan seragam yang melarang mahasiswi memakai penutup kepala di ruang kelas. Peraturan ini diprotes mahasiswi muslim yang kemudian mendapat unjuk rasa tandingan dari mahasiswa Hindu.

Baca Juga

Masyarakat muslim India mengkritik peraturan yang dianggap memarjinalisasi mereka. Padahal sekitar 13 persen populasi India yang mayoritas beragama Hindu adalah muslim.

Sekitar dua lusin pemuda mendatangi Dharma Samaj College di distrik Aligarh, Uttar Pradesh pada Senin (14/3/2022) kemarin. Mereka menyerahkan memorandum ke pejabat kampus yang meminta mereka itu melarang hijab di lingkungan kampus.

Para pemuda itu mengikatkan kain kuning kunyit yang biasa dipakai ekstremis Hindu, di leher mereka. Kepala pengawas kampus Mukesh Bharadwaj mengatakan ia tidak mengenal orang-orang itu.

Saat ini kampus itu melarang pakaian keagamaan di ruang kelas tapi masih mengizinkannya di lingkungan kampus.

"Dua tahun yang lalu masalah yang sama juga muncul dan kini muncul lagi, kami tidak akan membiarkan jenis keagamaan apa pun dan kami memiliki tata tertib seragam sipil bagi semua orang," kata Bharadwaj, Selasa (15/2/2022).

"Terdapat ruang ganti untuk putri dan mereka dapat mengganti pakaian mereka di sana sebelum menghadiri kelas, kami akan menyelidiki masalah ini," tambahnya.

Uttar Pradesh yang populasinya sebanyak penduduk Brasil dikuasai pemuka agama Hindu dari partai sayap kanan yang dipimpin Perdana Menteri Narendra Modi. Persoalan ini muncul menjelang pemilihan multi-tahap yang digelar bulan depan.

Perselisihan antara Hindu dan muslim kerap menjadi tunggangan politik di negara bagian itu. Sementara itu masalah hijab di Karnataka sudah sampai meja hijau. Sidang mengenai apakah hijab diizinkan di ruang kelas atau tidak digelar pada Selasa ini. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement