Selasa 15 Feb 2022 08:20 WIB

Negara-Negara Teluk Minta Taliban Penuhi Hak Perempuan Afghanistan

Delegasi anggota GCC tekankan pentingnya Taliban memenuhi hak-hak perempuan

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Anak-anak perempuan berjalan ke atas saat mereka memasuki sekolah sebelum kelas di Kabul, Afghanistan, Ahad (12/9).
Foto: AP/Felipe Dana
Anak-anak perempuan berjalan ke atas saat mereka memasuki sekolah sebelum kelas di Kabul, Afghanistan, Ahad (12/9).

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA – Menteri Luar Negeri Taliban Amir Khan Mutaqqi telah melakukan pertemuan dengan perwakilan negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) di Doha, Qatar, Senin (14/2/2022). Pada kesempatan itu, delegasi anggota GCC menekankan pentingnya Taliban memenuhi hak-hak perempuan Afghanistan, termasuk untuk bekerja dan memperoleh pendidikan.

Lewat akun Twitter-nya, Taliban mengunggah foto saat Mutaqqi bertemu perwakilan Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Uni Emirat Arab (UEA) dan Arab Saudi. Menurut keterangan yang dirilis GCC, selain soal pemenuhan hak perempuan, dalam pertemuan itu turut dibahas tentang kebutuhan kemanusiaan yang mendesak bagi Afghanistan.

Baca Juga

Saat ini banyak rakyat Afghanistan yang menghadapi kelaparan karena kekeringan. Krisis ekonomi yang memburuk melambungkan angka pengangguran di negara tersebut. Meski GCC sepakat tentang prinsip “non-intervensi” dalam urusan Afghanistan, mereka menekankan tentang pentingnya rencana rekonsiliasi nasional. “Mempertimbangkan kepentingan semua komponen masyarakat (Afghanistan) dan menghormati kebebasan serta hak dasar, termasuk hak perempuan untuk bekerja dan memperoleh pendidikan,” kata GCC, dikutip laman Al Arabiya.

Pada kesempatan itu, para delegasi anggota GCC turut mengemukakan kekhawatiran mereka tentang keamanan. Mereka secara khusus menyinggung tentang potensi kelompok teroris melancarkan serangan dari Afghanistan terhadap negara lain. Mutaqqi tak memberikan komentar apa pun seusai melaksanakan pertemuan dengan perwakilan anggota GCC.

Mutaqqi diagendakan melakukan pertemuan dengan delegasi negara-negara Eropa dan perwakilan internasional lainnya pada Rabu (16/2). Taliban merebut kembali kekuasaan di Afghanistan pada pertengahan Agustus tahun lalu, Namun hingga kini belum ada negara yang mengakui pemerintahan mereka.

Kendati demikian, Taliban sempat mengeklaim, upaya mereka untuk mendapatkan pengakuan internasional semakin dekat.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement