Selasa 15 Feb 2022 01:58 WIB

 Mufti Oman Desak India Hormati Hak Muslim

Mufti Besar Oman mengecam tindakan gerakan anti-Muslim di India

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Agung Sasongko
Mahasiswa dari Universitas Karachi meneriakkan slogan-slogan menentang India setelah seorang gadis Muslim di negara bagian Karnataka ditolak masuk ke perguruan tinggi karena menentang larangan hijab negara bagian, di Karachi, Pakistan, 14 Februari 2022.
Foto: EPA-EFE/SHAHZAIB AKBER
Mahasiswa dari Universitas Karachi meneriakkan slogan-slogan menentang India setelah seorang gadis Muslim di negara bagian Karnataka ditolak masuk ke perguruan tinggi karena menentang larangan hijab negara bagian, di Karachi, Pakistan, 14 Februari 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, MUSCAT -- Mufti Besar Oman mengecam tindakan gerakan anti-Muslim di India yang merundung dan mencela gadis Muslim karena hijabnya. Sheikh Ahmad bin Hamad Al-Khalili dalam postingannya di Twitter menyerukan agar tekanan dan diskriminasi terhadap Muslim India segera diakhiri. Dia mendesak pemerintah India untuk menghormati hak-hak minoritas Muslim di negara Asia Selatan itu.

Dalam cuitannya, Sheikh juga menyuarakan solidaritasnya pada Muslim India dan mengkritik pemerintah New Delhi yang menurutnya telah gagal menghentikan gerakan anarkis kelompok anti-Muslim. Ulama itu mengatakan, ketika India diperintah oleh penguasa Muslim selama berabad-abad, hak-hak pengikut agama lain selalu dihormati, dan penguasa memberikan hak yang sama bagi seluruh orang, termasuk toleransi, keadilan, dan kejujuran.

Baca Juga

Pekan lalu, media lokal melaporkan bahwa beberapa sekolah di negara bagian Karnataka, India, telah menolak masuknya gadis Muslim berhijab, mengutip perintah kementerian pendidikan. Pada Selasa (8/2/2022), Ketua Menteri Karnataka Basavaraj Bommai mengumumkan penutupan sementara, tiga hari, semua sekolah menengah di wilayah itu, dan menghimbau agar warga tetap tenang.  

Pemberlakuan larangan berhijab di sekolah Karnataka, yang 12 persen penduduknya adalah Muslim, telah menimbulkan ketakutan dari komunitas Muslim yang menduga akan adanya diskriminasi dan penganiayaan yang lebih besar di bawa pemerintah nasionalis Hindu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement