Selasa 15 Feb 2022 01:27 WIB

Minyak Goreng Mahal dan Sulit Dicari, Pedagang Makanan Indramayu Naikkan Harga

Pedagang menaikan harga jual makanan untuk mengimbangi tingginya harga minyak

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Gita Amanda
Pedagang menata minyak goreng kemasan, (ilustrasi).  Pedagang makanan di Kabupaten Indramayu mengeluhkan masih sulitnya memperoleh minyak goreng di pasaran. Mereka pun terpaksa menaikkan harga jual makanannya untuk mengimbangi tingginya harga minyak goreng.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Pedagang menata minyak goreng kemasan, (ilustrasi). Pedagang makanan di Kabupaten Indramayu mengeluhkan masih sulitnya memperoleh minyak goreng di pasaran. Mereka pun terpaksa menaikkan harga jual makanannya untuk mengimbangi tingginya harga minyak goreng.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Pedagang makanan di Kabupaten Indramayu mengeluhkan masih sulitnya memperoleh minyak goreng di pasaran. Mereka pun terpaksa menaikkan harga jual makanannya untuk mengimbangi tingginya harga minyak goreng.

Salah seorang pedagang gorengan di Kelurahan Margadadi, Kecamatan Indramayu, Ipah, mengatakan, membeli minyak goreng kemasan di pasar tradisional seharga Rp 17 ribu per liter. Meski lebih tinggi dari harga yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 14 ribu per liter, dia tetap menerima hal itu karena sulitnya memperoleh minyak goreng.

Baca Juga

"Dapat minyak goreng kemasan sekarang susah. Jadi walaupun harganya mahal, saya beli supaya bisa tetap jualan,’’ keluh Ipah, Senin (14/2/2022).

Untuk mengimbangi tingginya harga minyak goreng, Ipah mengaku terpaksa menaikkan harga jual gorengannya. Seperti misalnya, gorengan tempe yang biasanya Rp 1.000 per potong kini menjadi Rp 1.500 per potong dan tahu isi goreng dari Rp 1.500 per potong menjadi Rp 2.000 per potong. "Pokoknya yang gorengan itu harganya saya naikkan Rp 500 per potong,’’ kata Ipah.

 

Ipah berharap, pemerintah segera mengatasi kesulitan minyak goreng dan menurunkan harganya. Pasalnya, minyak goreng sangat mempengaruhi kelangsungan usaha pedagang makanan kecil sepertinya.

Sementara itu, seorang pemilik toko kelontong di Pasar Baru Indramayu, Opik, mengaku sudah beberapa hari tereakhir ini tidak mendapat kiriman minyak goreng dari agennya. Karena itu, dia tidak bisa menjual minyak goreng.

"Yang nyari minyak goreng banyak. Tapi minyak gorengnya tidak ada,’’ cetus Opik, sambil menunjukkan rak penjualannya yang kosong pada bagian minyak goreng, Ahad (13/2/2022).

Opik mengaku tidak mengetahui penyebabnya. Agen langganannya sering datang sambil membawa barang-barang dagangan lainnya, tapi tidak membawa minyak goreng.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement