Senin 14 Feb 2022 12:11 WIB

PSS Sleman tak Terima Hukuman Aaron Evans, Ajukan Banding ke PSSI

Aaron Evans disanksi empat pertandingan karena berkata kasar kepada wasit.

Pesepak bola PSS Sleman Aaron Evans (kanan).
Foto: ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Pesepak bola PSS Sleman Aaron Evans (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PSS Sleman langsung mengajukan upaya banding atas penambahan hukuman larangan dalam empat pertandingan yang diterima bek asing mereka Aaron Evans karena dianggap berkata kasar kepada wasit. Manajer PSS Bambang Mariano, dikutip dari laman resmi klub, Ahad (13/2/2022), mengaku baru saja menerima surat dari Komite Disiplin PSSI bernomor 056/L1 /SK/KD-PSSl/II/2022 mengenai kartu merah yang diterima Aaron pada Sabtu (12/2/2022) lalu. Dalam surat tersebut, Aaron diberi tambahan hukuman absen dalam empat pertandingan sejak surat tersebut dikirimkan yang berarti bek bernomor punggung 2 tersebut akan melewatkan sisa pertandingan di seri 4 Liga 1.

"Kami menyayangkan hukuman yang diterima Aaron. Empat pertandingan tentu hukuman yang berat untuknya dan untuk kami di tengah kondisi seperti ini. Banding akan langsung kami ajukan pagi ini," kata dia.

Baca Juga

Abe, sapaan akrabnya, juga mempertanyakan isi surat tersebut yang menyebutkan Komdis memiliki cukup bukti yang menguatkan Aaron dihukum lebih lama. Bukti itulah, kata dia, yang sampai saat ini dipertanyakan pihak manajemen skuad Super Elang Jawa.

"Kami juga mempertanyakan bukti yang kuat menurut mereka itu apa. Karena dari rekaman yang kami punya dan yang ada di Vidio pun tidak terdengar sama sekali bahwa Aaron mengucapkan kata-kata tersebut," ujarnya.

Sebaliknya, bukti untuk melakukan banding mengenai hukuman Aaron sudah dikumpulkan oleh manajemen Laskar Sembada. Abe berharap upaya banding yang dilakukan oleh PSS Sleman bisa membuat Aaron segera membela PSS.

"Kami cukup mempertanyakan keputusan ini karena sebenarnya jarak wasit utama lebih dekat ke Aaron dibandingkan asisten wasit 1. Seharusnya jika Aaron mengucapkan kata-kata tersebut, yang mendengar lebih dulu adalah wasit utama, bukan asisten wasit 1," jelasnya.

Ia menegaskan, pemain PS Barito Putera juga seharusnya memberitahukan wasit jika Aaron mengucapkan kata-kata tersebut karena itu menguntungkan buat mereka. Namun, kata dia, mereka tidak melakukannya. 

"Semoga dengan diajukannya banding ini bisa membuat Aaron segera bermain untuk PSS kembali," katanya.

Senada, Direktur utama PT PSS Andy Wardhana sangat menyayangkan keputusan yang dibuat oleh Komdis PSSI karena sangat berat, tidak wajar, dan berlebihan untuk Aaron maupun PSS.

"Kalau kita lihat prosesnya pada saat di lapangan, saya yakin Aaron tidak mengucapkan kata-kata kasar itu dan sikap Aaron pun sangat kooperatif dan tidak ada protes atau emosi yang berlebihan," ujarnya.

Aaron diganjar kartu merah dan diusir ke luar lapangan saat laga kontra Barito Putra pada pekan ke-23 BRI Liga 1 2021/2022 di Stadion Kompyang Sujana Denpasar, Bali, Ahad (6/2/2022) lalu. Hukuman itu bermula dari Aaron yang mencoba berkomunikasi dengan hakim garis perihal pergerakan penyerang Barito Putera, Rafael Silva yang dirasanya offside. Aaron menghampiri dan memprotes hakim garis atau asisten wasit yang tak mengangkat bendera, tetapi asisten wasit justru melaporkannya ke wasit utama Faulur Rosy yang kemudian mengeluarkan kartu merah karena Aaron dinilai mengeluarkan kata tidak pantas kepada wasit.

Aaron pun telah mengklarifikasi kejadian itu sebagai salah paham dan kemungkinan wasit salah mendengar, sebab dirinya sama sekali tidak meneriakkan kata kasar kepada wasit.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement