Ahad 13 Feb 2022 19:36 WIB

AS Alokasikan 6 Miliar Dolar AS Percepat Pembangkit Nuklir Beroperasi

AS meyakini pembangkit nuklir memiliki emisi nol yang bisa menyelamatkan iklim

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Pemerintah Amerika Serikat melalui Departemen Energi memutuskan untuk mempercepat pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Negeri paman sam ini merogoh kocek hingga 6 miliar dolar AS untuk mempercepat proyek tersebut.
Foto: thenewsinn.com
Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Pemerintah Amerika Serikat melalui Departemen Energi memutuskan untuk mempercepat pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Negeri paman sam ini merogoh kocek hingga 6 miliar dolar AS untuk mempercepat proyek tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Amerika Serikat melalui Departemen Energi memutuskan untuk mempercepat pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Negeri paman sam ini merogoh kocek hingga 6 miliar dolar AS untuk mempercepat proyek tersebut.

Wakil Asisten Sekretaris Departemen Energi Amerika, Andrew Griffith menjelaskan langkah ini dilakukan Amerika juga dalam rangka menggenjot target net zero emission. Apalagi, tenaga nuklir memiliki emisi nol yang akan menyelamatkan perubahan iklim.

Baca Juga

"Kami ingin bergerak secepat yag kami bisa dan kami melakukan perubahan aturan untuk bisa meningkatkan hal ini," ujar Griffith seperti dilansir dari Reuters, Ahad (13/2).

Baca juga: Waskita Beri Fasilitas Pinjaman Anak Usaha Rp 6,42 Triliun

Griffith juga menjelaskan perbaikan peraturan terkait nuklir ini akan memasukan perluasan pendanaan bagi negara negara yang ingin juga mengembangkan nuklir. Melalui aturan ini, kata dia bisa menekan angka reaktor di pasar sehingga harganya lebih kompetitif dan bisa diakses oleh negara lain.

Presiden Biden pun mendukung rencana ini dengan mengucurkan anggaran sebesar 1,2 miliar dolar AS untuk bisa mengebut proyek nuklir dalam empat tahun kedepan.

"Pembangkit listrik tenaga nuklir AS sangat penting untuk mencapai tujuan iklim Presiden (Joe) Biden dan kami berkomitmen untuk menghasilkan listrik yang bebas karbon," tegas Griffith.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement