Ahad 13 Feb 2022 18:40 WIB

Kanselir Jerman Lakukan Kunjungan ke Ukraina dan Rusia

Kanselir Jerman Olaf Scholz terbang ke Ukraina dan Rusia pekan ini.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Agung Sasongko
 Kanselir Jerman Olaf Scholz berbicara selama konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Italia Mario Draghi di kantor pemerintah Istana Chigi di Roma, Senin, 20 Desember 2021.
Foto: AP/Guglielmo Mangiapane/REUTERS
Kanselir Jerman Olaf Scholz berbicara selama konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Italia Mario Draghi di kantor pemerintah Istana Chigi di Roma, Senin, 20 Desember 2021.

IHRAM.CO.ID, BERLIN -- Kanselir Jerman Olaf Scholz terbang ke Ukraina dan Rusia pada pekan ini. Perjalanan ini untuk membantu meredakan ketegangan yang meningkat dengan banyak negara, termasuk Jerman, telah meminta warganya untuk meninggalkan Ukraina dalam waktu dekat.

Perjalanan Scholz ini menjadi yang pertama sebagai kanselir mengunjungi Kiev pada Senin (14/2/2022) dan Moskow pada Selasa (15/2/2022). Dia akan bertemu presiden dari kedua negara dan memperbarui peringatannya kepada Rusia serta advokasi untuk melanjutkan diplomasi dalam berbagai format.

Baca Juga

"Adalah tugas kami untuk memastikan bahwa kami mencegah perang di Eropa, di mana kami mengirim pesan yang jelas ke Rusia bahwa setiap agresi militer akan memiliki konsekuensi yang akan sangat tinggi bagi Rusia dan prospeknya, dan bahwa kami bersatu dengan sekutu kami,” ujar Scholz mengatakan kepada majelis tinggi parlemen Jerman pada Jumat (11/2/2022).

"Tapi pada saat yang sama itu juga termasuk menggunakan semua peluang untuk pembicaraan dan pengembangan lebih lanjut," katanya.

Saat mendapatkan pertanyaan apakah Scholz akan mengambil inisiatif baru dengan perjalanan ke Kiev dan Moskow atau posisi yang sudah ada untuk dibahas, juru bicaranya, Steffen Hebestreit, menjawab bahwa dia akan tetap dengan posisi yang telah dipertahankan. Scholz hanya bisa berharap bahwa dalam pembicaraannya dengan Putin dia bisa mencegahnya mengambil tindakan militer dengan solusi yang menyelamatkan muka.

Scholz telah berulang kali mengatakan bahwa Moskow akan membayar dengan harga tinggi jika terjadi serangan. Namun, penolakan pemerintahnya untuk memasok senjata mematikan ke Ukraina atau untuk menguraikan sanksi mana yang akan didukungnya terhadap Rusia telah menuai kritik di luar negeri dan di dalam negeri.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement