Ahad 13 Feb 2022 07:19 WIB

Dampak Larangan Jilbab di India: Paksa Mahasiswi Pilih Agama atau Pendidikan

Larangan jilbab di India memaksa mahasiswi memilih pendidikan atau agama.

Rep: Lintar Satria/ Red: Muhammad Hafil
Dampak Larangan Jilbab di India: Paksa Mahasiswi Pilih Agama atau Pendidikan. Foto:  Aktivis mahasiswa India dari Muslim Students Federation (MSF) memegang plakat selama protes terhadap pembatasan jilbab, di New Delhi, India, 08 Februari 2022. Enam siswa di Government Women First Grade College di distrik Udupi, Karnataka, sekitar 400 km dari Bangalore, telah dilarang menghadiri kelas karena mengenakan jilbab dan siswa Hindu mulai mengenakan selendang safron sebagai tanda protes. Pengadilan Tinggi Karnataka akan melanjutkan sidang petisi yang diajukan oleh lima gadis yang mempertanyakan pembatasan jilbab pada 09 Februari.
Foto: EPA-EFE/RAJAT GUPTA
Dampak Larangan Jilbab di India: Paksa Mahasiswi Pilih Agama atau Pendidikan. Foto: Aktivis mahasiswa India dari Muslim Students Federation (MSF) memegang plakat selama protes terhadap pembatasan jilbab, di New Delhi, India, 08 Februari 2022. Enam siswa di Government Women First Grade College di distrik Udupi, Karnataka, sekitar 400 km dari Bangalore, telah dilarang menghadiri kelas karena mengenakan jilbab dan siswa Hindu mulai mengenakan selendang safron sebagai tanda protes. Pengadilan Tinggi Karnataka akan melanjutkan sidang petisi yang diajukan oleh lima gadis yang mempertanyakan pembatasan jilbab pada 09 Februari.

REPUBLIKA.CO.ID,UDUPI -- Ayesha Imthiaz mengatakan larangan mahasiswi memakai hijab yang diterapkan kampusnya memaksanya memilih antara agama atau pendidikan. Perempuan berusia 21 tahun itu memakai hijab bagian dari ekspresi keimanannya pada Nabi Muhammad SAW.

"Rasa malu diminta keluar kelas karena memakai selendang di kepala oleh pejabat kampus mengguncang keyakinan saya," katanya Sabtu (12/2).

Baca Juga

"Agama saya dipertanyakan dan dihina di tempat yang saya anggap kuil pendidikan," kata mahasiswi di distrik Udupi, Negara Bagian Karnataka tempat di mulai unjuk rasa larangan memakai hijab.

Ia menambahkan beberapa mahasiswi yang memprotes larangan memakai hijab menerima telepon ancaman. Mereka dipaksa untuk tetap berada di dalam rumah.

Pejabat kampus mengatakan mereka mengizinkan mahasiswi untuk memakai hijab di kampus. Hanya meminta mereka untuk membukannya di dalam kelas.

Udupi merupakan salah satu dari tiga distrik wilayah pantai timur yang sensitif dalam urusan agama, Karnataka. Negara Bagian basis suara partai sayap kanan Bharatiya Janata yang dipimpin Perdana Menteri Narendra Modi.

Ketegangan ini mendorong masyarakat minoritas muslim marah dan takut. Mahasiswi yang memprotes larangan hijab mengatakan konstitusi India menjamin kebebasan untuk memakai apa pun yang mereka inginkan.

Unjuk larang memprotes larangan ini telah semakin memanas. Bulan ini ratusan orang berdemonstrasi di Kolkata dan Chennai. Pada pekan ini hakim di pengadilan tinggi negara bagian menyerahkan petisi menolak larangan hijab ke panel yang lebih besar.

Masyarakat internasional turut memantau permasalahan yang dianggap ujian pada kebebasan beragama yang dijamin konstitusi India. Kantor Kebebasan Beragama Internasional Amerika Serikat (IRF) mengatakan larangan hijab "melanggar kebebasan beragama dan menstigma dan memarjinalisasi perempuan dewasa dan remaja".

Kementerian Luar Negeri India merespon pernyataan itu dengan mengatakan India tidak menerima komentar dari luar dan persoalan ini sedang menjadi subjek judicial review.

Imthiaz dan enam muslimah lainnya yang memprotes larangan hijab mengatakan mereka ingin memperjuangkan kebebasan beragama mereka di hadapan sejumlah mahasiswa Hindu garis keras dan beberapa teman mereka sendiri.

"Benar-benar menyakitkan melihat teman-teman kami sendiri menolak kami dan mengatakan 'saya memiliki masalah dengan kamu memakai hijab' ini berdampak pada ikatan dan kesehatan jiwa kami," katanya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement