Ahad 13 Feb 2022 03:27 WIB

Mantan Kepala Bappenas: IKN Jadi Mesin Baru Indonesia

Kalimantan sangat layak menjadi ibu kota baru dengan segudang potensi yang dimiliki.

Rep: Mabruroh/ Red: Nidia Zuraya
Sejumlah bahan kontruksi berada di lokasi segmen tiga di kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Ahad (6/2/2022).
Foto: ANTARA/Bayu Pratama S
Sejumlah bahan kontruksi berada di lokasi segmen tiga di kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Ahad (6/2/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Andrinof Chaniago menyebut ibu kota negara (IKN) di Kalimantan menjadi mesin baru perjalanan panjang bagi Republik Indonesia.

Melalui keterangan pers, Sabtu (12/2/2022), Andrinof mengatakan bahwa Kalimantan pasti akan menjadi mesin baru untuk perjalanan panjang Indonesia mengingat Pulau Kalimantan bakal menjadi tumpuan baru Indonesia ke depan.

Baca Juga

"Asal kita semua berkomitmen melakukan transformasi ekonomi, Indonesia akan mengalami lompatan justru dari Kalimantan. Lompatan melalui paradigma pembangunan yang diubah dan diinovasikan melalui data-data," katanya.

Andrinof yang juga Pendiri Tim Visi Indonesia 2033 mengkritisi sejumlah tokoh atau ilmuwan yang beralasan belum mendapatkan naskah akademik sehingga menyalahkan berbagai aspek dalam perencanaan pemindahan IKN sehingga kemudian beropini yang tak dilandasi dengan data yang cukup dan kesimpulan keliru.

Dirinya menganggap sejumlah tokoh yang menolak pemindahan IKN ke Kalimantan tidak berdasar karena itu hanya kekhawatiran belaka.

Padahal, kata dia, tidak sulit bagi mereka mendapatkan data dan dokumen tentang IKN yang banyak tokoh mendapatkan data-data dan dokumen eksklusif tentang rencana besar pemindahan ibu kota ke luar Jawa tersebut.

"Jangan tanpa data karena malas memburu data, kemudian beropini dan banyak berlindung dari kata 'Saya duga, saya khawatir' soal IKN di Kalimantan. Masyarakat awam jadi terpengaruh hal-hal yang tak berdasar datanya," ujarnya.Pihak penolak pemindahan IKN ke Kalimantan juga disebut Andrinof tidak kenal lebih dekat dengan pulau yang memiliki luas 743.330 kilometer persegi itu, padahal menurutnya, Kalimantan sangat layak menjadi ibu kota baru dengan segudang potensi yang dimiliki.

"Sudah jelas lokasinya yang sangat strategis di tengah Indonesia dan di tengah Asia Pasifik. Ekonomi Kalimantan bisa berpindah dari ekonomi yang mengeksploitasi sumber daya alam ke ekonomi yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi, serta ekonomi pariwisata," ujarnya.

Untuk sektor pariwisata, misalnya, kalau daerah itu beralih dari ekonomi tambang ke ekonomi pariwisata, kota-kota yang dilalui sungai-sungai besar di Kalimantan bisa seperti Shanghai, Bangkok, Melbourne, atau kota-kota "water front city" di Eropa."Itu adalah ekonomi yang sehat dan sekaligus penghasil devisa. Ekonomi beralih dari merusak alam menjadi merawat alam karena pariwisata menimbulkan kesadaran akan lingkungan," katanya.

Sosok yang juga penggagas pemindahan ibu kota itu menerangkan, jelas keliru besar membayangkan dari jauh bahwa Kalimantan hanyalah sisa-sisa hutan yang rusak, sebab dengan kepindahan IKN akan membawa Kalimantan bertransformasi secara sosial dan ekonomi karena Kalimantan sangatlah menjanjikan bagi kejayaan masa depan Indonesia.

"Kalau ada orang orang memandang remeh Kalimantan, saya pastikan yang bersangkutan kurang banyak piknik di dalam negeri, tak kenal maka tak sayang. Borneo itu kejayaan masa depan Indonesia," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement