Sabtu 12 Feb 2022 20:38 WIB

Mengapa Rasulullah Menyeru Umatnya Jauhi Sifat Pelit atau Kikir?

Sifat pelit atau kikir merupakan perkara yang binasakan umat

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi memberi sebagai lawan dari sifat pelit atau kikir. Sifat pelit atau kikir merupakan perkara yang binasakan umat
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Ilustrasi memberi sebagai lawan dari sifat pelit atau kikir. Sifat pelit atau kikir merupakan perkara yang binasakan umat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Imam Abu Dawud meriwayatkan sebuah hadits yang menyeru umat manusia untuk tidak bersifat pelit atau kikir. 

Dalam hadits tersebut Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa yang membinasakan orang-orang atau umat terdahulu adalah sifat pelit mereka. 

Baca Juga

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ خَطَبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِيَّاكُمْ وَالشُّحَّ فَإِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِالشُّحِّ أَمَرَهُمْ بِالْبُخْلِ فَبَخِلُوا وَأَمَرَهُمْ بِالْقَطِيعَةِ فَقَطَعُوا وَأَمَرَهُمْ بِالْفُجُورِ فَفَجَرُوا

Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu anhuma, dia mengatakan, "Rasulullah SAW berkhutbah, kemudian Nabi Muhammad SAW bersabda, "Jauhilah sifat pelit, karena sesungguhnya yang membinasakan orang sebelum kalian adalah sifat pelit. Mereka diperintahkan untuk bersifat bakhil (pelit) maka merekapun bersifat bakhil, mereka diperintahkan untuk memutuskan hubungan kekerabatan maka merekapun memutuskan hubungan kekerabatan, dan mereka diperintahkan untuk berbuat dosa maka mereka berbuat dosa." (HR Abu Dawud) 

Dalam Alquran juga dijelaskan bahwa sifat pelit atau kikir dapat membuat jauh dari Allah SWT dan surga. Hal ini dijelaskan dalam tafsir surat Muhammad ayat 38

: هٰٓاَنْتُمْ هٰٓؤُلَاۤءِ تُدْعَوْنَ لِتُنْفِقُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِۚ فَمِنْكُمْ مَّنْ يَّبْخَلُ ۚوَمَنْ يَّبْخَلْ فَاِنَّمَا يَبْخَلُ عَنْ نَّفْسِهٖ ۗوَاللّٰهُ الْغَنِيُّ وَاَنْتُمُ الْفُقَرَاۤءُ ۗ وَاِنْ تَتَوَلَّوْا يَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْۙ ثُمَّ لَا يَكُوْنُوْٓا اَمْثَالَكُمْ ࣖ

“Ingatlah, kamu adalah orang-orang yang diajak untuk menginfakkan (hartamu) di jalan Allah. Lalu di antara kamu ada orang yang kikir, dan barangsiapa kikir maka sesungguhnya dia kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah Yang Mahakaya dan kamulah yang membutuhkan (karunia-Nya). Dan jika kamu berpaling (dari jalan yang benar) Dia akan menggantikan (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan (durhaka) seperti kamu (ini).” (QS Muhammad ayat 38). 

Ayat ini dalam penjelasan Tafsir Kementerian Agama menerangkan bahwa Allah memanggil mereka untuk menghilangkan sifat kikir. Mereka diminta menginfakkan harta mereka di jalan Allah SWT. 

Dijelaskan bahwa siapa yang kikir, tidak mau menafkahkan harta di jalan Allah SWT. Maka kekikiran mereka itu akan merugikan diri sendiri, karena kikir itu akan mengganggu hubungan dalam masyarakat dan akan menghapuskan pahala mereka, menjauhkan diri mereka dari Allah SWT dan surga.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement