Sabtu 12 Feb 2022 00:30 WIB

Kesempatan Kedua Frank Lampard

Melatih Everton akan menjadi ajang pembuktian Lampard usai gagal di Chelsea.

Melatih Everton akan menjadi kesempatan kedua bagi Frank Lampard. Foto Lampard (ilustrasi)
Foto: EPA-EFE/NEIL HALL
Melatih Everton akan menjadi kesempatan kedua bagi Frank Lampard. Foto Lampard (ilustrasi)

Oleh : Agung Sasongko*

REPUBLIKA.CO.ID, Saat jeda Liga Inggris, kabar masuknya Frank Lampard ke Everton jadi buah bibir. Ini artinya, Lamps bakal mendapatkan kesempatan keduanya meniti karir di Liga Saat jeda Liga Primer. Di Chelsea, salah satu gelandang terbaik yang pernah dimiliki Inggris itu, sepertinya kurang mendapatkan waktu. Menilik dari sisi sejarah kepelatihan the Blues, Chelsea-nya Roman Abramovich bukanlah tipikal penyabar untuk urusan pelatih.

Mungkin terlalu dini seorang Lampard untuk melatih tim besar sekelas Chelsea. Okelah, sintesa itu layak mengemuka melihat jam terbang Lampard. Apalagi statistik mencatat, bahwa pelatih pensiunan pemain yang langsung menangani tim besar tak semudah membalikan telapak tangan. Nama-nama seperti Ole Gunnar Solskjaer, Andrea Pirlo, Gennaro Gatusso dan lainnya jadi contoh kasusnya..

Lalu, kalau di tim besar saja kesulitan bagaimana tim medioker?

Untuk parameter keberhasilannya tentu saja berbeda dengan tim besar. Tim besar memiliki materi pemain penuh bintang dan merata kualitasnya per lininya. Tim medioker tentu materi pemainnya tidak seperti itu. Menempati posisi sepuluh besar klasemen dan membuat repot penghuni papan atas merupakan prestasi besar bagi tim kelas medioker. Sepertinya sudah menjadi aturan main di dunia sepak bola calon pelatih hebat harus dimulai dengan tim semenjana dulu baru ke tim besar.

Saya kira, Lampard punya kesempatan itu di Everton. Kegagalan Rafael Benitez memenuhi ekspektasi publik Goodison Park cukup mengejutkan. Pasalnya Rafa punya pengalaman yang jauh lebih banyak di Liga Primer. Nyatanya, The Toffes harus terjerembab di papan bawah. Satu capaian buruk dalam dekade terakhir sepeninggal David Moyes.

Secara materi, Everton lumayanlah untuk bisa bersaing. Minimal bisa merepotkan tim besar. Perbandingannya jelas, di masa Carlo Ancelotti, gaya bermain Everton cukup menghibur meski akhirnya mimpi indah itu harus berakhir cepat. Don Carlo lebih memilih Real Madrid. Namun bak bumi dan langit, Everton di Era Rafa justru melempem.

Lampard ini boleh dibilang punya karakter.Salah satunya soal displin. Harian Inggris the Sun melaporkan jebolan akademi sepak bola West Ham ini sangat displin soal waktu. Tradisi ini sudah dimulainya saat menangani Chelsea. Di Everton aturan itu berlaku. Sekali melanggar alias telat pemain bakal didenda 1.000 pounds (Rp 14.4) juta). Aturan ini berlaku untuk latihan, pertandingan hingga pemulihan tim medis. Belum lagi soal denda ponsel. Siap-siap yang melanggar bakal dikenakan denda 2.000 pounds (Rp 28 juta).

Setidaknya, gebrakan awal Lampard memperbaiki performa Everton sudah terlihat. Para pemain terlihat tampil agresif dan menekan sejak awal laga. Publik Goodison Park mulai terkesima dengan sentuhan awal sang pelatih baru.

"Menurut saya Everton adalah klub unik, bahwa Anda bisa benar-benar memahami apa yang mau dilihat fans. Hal pertama yang mereka inginkan adalah perjuangan dan hasrat tim," kata Lampard usai ditunjuk menjadi pelatih Everton seperti dilansir laman resmi klub.

Inilah antusias saya mengemuka.  Apakah kesempatan ini bisa dimanfaatkan Lampard untuk unjuk gigi. Motivasinya bakal berlipat ganda mengingat rekan sekaligus rival, Steven Gerrard yang kini menangani Aston Villa mulai menunjukan tuahnya. Secara kualitas tim, Everton dan Aston Villa terbilang sama.

Sebelum didapuk jadi pelatih The Toffes, Lampard sempat jadi incaran Aston Villa, Norwich City, dan Crystal Palace. Namun, Lampard belum beruntung. Ketiga klub tersebut tak jadi meminangnya. Karena itu, keberadannya di Everton akan menjadi ajang pembuktian Lampard. Ini adalah kesempatan emas dan menentukan apakah Lampard ini bakal sesukses Pep Guardiola, Thomas Tuchel, Juergen Klopp dan lainnya.

Yang pasti, Lampard mulai mengambil hati publik Goodison Park. Usai mengalahkan Brentford dengan skor menyakinkan 4-1 pada ajang Piala FA, fans The Toffes tak henti menyebut nama pelatih baru mereka. “Ini adalah hari yang tidak akan pernah saya lupakan. Ini baru permulaan tapi mau tak mau saya terjebak dalam emosi sesaat," kata Lampard.

Perjalanan menuju Roma masih panjang Lamps, lolos degradasi merupakan misi realistis yang harus diraih Everton. Perbedaan tipis antar klub di enam terbawah merupakan sinyal keras Everton tak bisa lagi berleha-leha.Lampard harus memperbaiki rekor tandang Everton yang cukup buruk musim ini. Good Luck Lamps.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement