Sabtu 12 Feb 2022 05:40 WIB

Ahli Keamanan AS: Angkatan Laut Indonesia Sangat Kecil untuk Negara Kepulauan

Ahli keamanan AS soroti langkah Indonesia beli jet tempur Rafale Prancis dan F-15 AS

Rep: Santi Sopia/ Red: Christiyaningsih
Sejumlah prajurit TNI AL berjalan menuju kapal usai mengikuti apel kesiapan Latihan Operasi Pendaratan Administrasi (Latopsratmin) di Markas Komando Lintas Laut Militer, Tanjung Priok, Jakarta, Senin (20/12/2021). Ahli menilai untuk sebuah negara dengan 17 ribu pulau, Indonesia memiliki angkatan laut yang sangat kecil. Ilustrasi.
Foto: ANTARA/FAUZAN
Sejumlah prajurit TNI AL berjalan menuju kapal usai mengikuti apel kesiapan Latihan Operasi Pendaratan Administrasi (Latopsratmin) di Markas Komando Lintas Laut Militer, Tanjung Priok, Jakarta, Senin (20/12/2021). Ahli menilai untuk sebuah negara dengan 17 ribu pulau, Indonesia memiliki angkatan laut yang sangat kecil. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia hendak memodernisasi perangkat militer di tengah meningkatnya tantangan maritim dan regional. Zachary Abuza, seorang profesor di National War College di Amerika Serikat dan ahli keamanan Asia Tenggara, menilai untuk sebuah negara dengan 17 ribu pulau, Indonesia memiliki angkatan laut yang sangat kecil dan penjaga pantai yang juga kecil.

Menurut dia, sejak Indonesia berdiri sebagian besar ancaman keamanan negara bersifat internal. “Jadi sekarang kita melihat Indonesia bergegas membangun armada angkatan laut modern dan memperoleh pesawat untuk mendukung armada itu,” kata Abuza kepada Aljazirah dikutip Jumat (11/2/2022).

Baca Juga

Indonesia saat ini bergerak meningkatkan armada angkatan udaranya yang menua dengan pesanan multi-miliar dolar untuk jet tempur canggih dari Prancis dan Amerika Serikat. Langkah ini diambil di tengah meningkatnya ketegangan di Asia Pasifik.

Kesepakatan untuk 42 jet tempur Rafale Prancis diumumkan saat Menteri Pertahanan (Menhan) Indonesia Prabowo Subianto bertemu dengan Menhan Prancis Florence Parly di Jakarta. Prabowo mengonfirmasi kesepakatan telah dicapai untuk pembelian pesawat, dengan kontrak ditandatangani pada Kamis (10/2/2022), sehubungan enam persetujuan perdana.

Kementerian Pertahanan Prancis mengatakan kontrak untuk 42 pesawat dan senjata mereka bernilai 8,1 miliar dolar AS (Rp 116,2 triliun). Indonesia juga dapat memperoleh dua kapal selam serang diesel-listrik Scorpene.

Sementara itu, pemerintahan Biden juga menyetujui penjualan 13,9 miliar dolar AS untuk jet tempur canggih F-15, mesin dan peralatan terkait, termasuk amunisi serta sistem komunikasi ke Indonesia. Kesepakatan itu mengikuti perjalanan pertengahan Desember ke Jakarta oleh Menteri Luar Negeri Antony Blinken, yang memuji hubungan dekat AS-Indonesia meskipun ada kekhawatiran isu hak asasi manusia yang telah menunda penjualan senjata sebelumnya ke Indonesia.

"Penjualan yang diusulkan ini akan mendukung tujuan kebijakan luar negeri dan tujuan keamanan nasional Amerika Serikat dengan meningkatkan keamanan mitra regional penting yang merupakan kekuatan untuk stabilitas politik, dan kemajuan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik," kata Departemen Luar Negeri dalam sebuah pernyataan.

Menurutnya, sangat penting bagi kepentingan nasional AS untuk membantu Indonesia dalam mengembangkan dan mempertahankan kemampuan bela diri yang kuat serta efektif. Pernyataan itu tidak menyebutkan China, yang menjadi semakin tegas di Laut China Selatan yang disengketakan, dan di Pasifik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement