Sabtu 12 Feb 2022 04:23 WIB

Diskon Pajak Mobil Baru Bantu Pergerakan Pembiayaan Sektor Otomotif

Banyak perusahaan di industri otomotif terdampak pandemi Covid-19.

Sebuah showroom mobil di Jakarta
Foto: tahta adila
Sebuah showroom mobil di Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Direktur Adira Finance Hafid Hadeli mengatakan insentif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) menjadi faktor utama dalam membantu pergerakan industri otomotif, termasuk dalam pembiayaan untuk membeli kendaraan baru maupun bekas.

"PPnBM sangat membantu pergerakan di sektor otomotif. Tentunya selain dampak langsung pada perusahaan pembiayaan, ini juga membantu berputarnya kegiatan di industri otomotif seperti pabrikan, supplier, yang kembali bergerak," kata Hafid dalam jumpa pers daring, Jumat (11/2/2022).

Baca Juga

Menurut dia, banyak perusahaan di industri otomotif terdampak pandemi Covid-19 pada tahun 2020 dan 2021."Ketika itu banyak perusahaan yang terkendala, demand pun tidak ada. Dengan PPnBM ini dapat membantu pergerakan dan industri bergerak kembali. Saat ini, bahkan demand melebihi supply di Indonesia maupun negara lain, khususnya supply chain di semikonduktor," kata Hafid.

"Namun, rasanya PPnBM berhasil tingkatkan (kinerja) di sektor otomotif, ada optimisme untuk bertumbuh lagi di 2022," ujarnya menambahkan.

Ke depannya di tahun 2022, Hafid mengatakan pemulihan ekonomi domestik diperkirakan terus berlanjut sejalan dengan keberhasilan penanganan Covid-19, percepatan vaksinasi, aktivitas ekonomi yang terus meningkat, implementasi reformasi struktural dan prospek pertumbuhan ekonomi global.

Ia memaparkan, penjualan wholesales mobil baru dan sepeda motor baru domestik berhasil meningkat signifikan masing-masing sebesar 67 persen year-on-year dan 38 persen year-on-year menjadi 887 ribu unit dan 5,1 juta unit. 

Untuk tahun 2022, keputusan pemerintah baru-baru ini untuk memperpanjang potongan PPnBM dengan kebijakan potongan pajak yang berbeda setiap kuartal nya untuk mobil kategori mobil murah ramah lingkungan (low-cost green car / LCGC) yang harganya berada di bawah Rp200 juta dan mobil dengan harga jual antara Rp200-250 juta hingga akhir tahun 2022. Hal ini diperkirakan dapat mendorong penjualan otomotif, terutama di kategori LCGC.

Saat disinggung mengenai kenaikan kasus Covid-19 varian Omicron dan pengetatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Hafid mengatakan pihaknya tetap optimistis bahwa para pelaku industri yang terlibat dan pemangku kepentingan telah mengerti penyesuaian yang pas untuk menekan laju penyebaran, serta tetap menggerakkan roda ekonomi.

"Tahun 2022 diperkirakan penjualan masih tumbuh, untuk motor, kira-kira 10 persen dibandingkan 2021. Kita tetap optimis," kata Hafid.

"Proyeksi pembiayaan akan naik ke 25 persen dibandingkan 2021. Target kami itu, dan momen Lebaran (Idul Fitri) seperti biasa menjadi momen pertumbuhan penjualan otomotif, dan itu masih menjadi harapan kami," imbuhnya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement