Jumat 11 Feb 2022 14:27 WIB

Sekolah tanpa Kasus Covid-19 di Solo Kembali PTM Mulai Pekan Depan

Siswa yang belum memperoleh persetujuan dari orang tua datang ke sekolah bisa PJJ

Red: Nur Aini
Pelajar antre untuk pengambilan sampel tes usap PCR di SD Negeri Kestalan 5, Solo, Jawa Tengah, Selasa (23/11/2021). Pengambilan sampel PCR secara acak bagi pelajar Solo itu untuk antisipasi penyebaran COVID-19 pada pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM).
Foto: ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho
Pelajar antre untuk pengambilan sampel tes usap PCR di SD Negeri Kestalan 5, Solo, Jawa Tengah, Selasa (23/11/2021). Pengambilan sampel PCR secara acak bagi pelajar Solo itu untuk antisipasi penyebaran COVID-19 pada pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pemerintah Kota Surakarta menyatakan sekolah tanpa kasus Covid-10 dapat kembali menyelenggarakan pembelajaran tatap muka (PTM) mulai pekan depan atau mulai Senin (14/2/2022).

"Edaran kami sudah menyampaikan hari ini kami evaluasi, bagi sekolah-sekolah yang tidak ada yang terpapar, Senin sudah bisa PTM," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Surakarta Etty Retnowati di Solo, Jawa Tengah, Jumat (11/2/2022).

Baca Juga

Meski demikian, ia belum dapat memastikan berapa sekolah yang sudah bisa menyelenggarakan PTM pada pekan depan.

"Belum, ini kan masih proses. Mudah-mudahan semuanya lah, tetapi paling ada beberapa sekolah yang masih belum bersih 'tracing'-nya," katanya.

Ia mengatakan selain menyelenggarakan PTM, ada pembelajaran jarak jauh (PJJ) sehingga siswa yang belum memperoleh persetujuan dari orang tua datang ke sekolah, bisa mengikuti secara daring.

"Sekolah harus memfasilitasi dua-duanya dan sekolah bisa meminta kembali persetujuan orang tua siswa. Kalau orang tua mungkin inginnya PTM, tetapi ada yang khawatir," katanya.

Sedangkan mengenai kapasitas, dikatakannya, akan mengikuti aturan protokol kesehatan.

"Tetap harus prokes, nggak boleh dilanggar. Untuk kapasitasnya kalau ruangan luas bisa sampai 28 orang, tetapi kalau enggak ya separuhnya," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka memastikan tidak akan memaksa orang tua murid untuk mengikutkan anak mereka dalam PTM.

"Kalau datang ke sekolah silahkan, kalau masih takut ya PJJ. PJJ tidak dianggap absen, kami kembalikan ke orang tua murid. Seminggu ke depan kami evaluasi lagi, kita lihat lebih banyak yang PTM atau PJJ," katanya.

Salah satu siswa SDN 1 Kleco Surakarta Queen Kyla mengatakan lebih suka PTM karena bisa bertemu langsung dengan guru dan teman-teman di sekolah. "Lebih senang PTM daripada PJJ," katanya.

Baca juga:

Indonesia Tingkatkan Kolaborasi dengan Bank Dunia Dorong Pemulihan Ekonomi

Ini Daftar 229 Token Kripto yang Sah Diperdagangkan di Indonesia

YouTube Tawarkan Ide Verifikasi NFT

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement