Jumat 11 Feb 2022 02:33 WIB

Pekan Depan Menlu Retno ke Kamboja Hadiri Retreat ASEAN

Pertemuan tersebut akan membahas berbagai hal termasuk krisis politik di Myanmar.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Dwi Murdaningsih
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi
Foto: AP/Jose Luis Magana
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi akan menghadiri pertemuan para menlu ASEAN atau ASEAN Foreign Minsterial Retreat di Kamboja pekan depan. Pertemuan tersebut akan membahas berbagai hal termasuk krisis politik di Myanmar.

“Rangkaian pertemuan ini akan dilaksanakan pada 16-17 Februari 2022 yang merupakan tindak lanjut dari KTT yang lalu. Pertemuan juga akan memaparkan priortias Kamboja sebagai ketua ASEAN tahun ini, hubungan dengan mitra wicara, situasi kawasan dan dunia internasional, dan pasti soal Myanmar,” ujar Direktur Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI Arto Suryadipuro pada kesempatan press briefing virtual, Kamis (10/2/2022).

Baca Juga

Dia mengatakan, Indonesia juga akan mengajukan kembali gagasan high level task force on ASEAN Community’s Post-2025 Vision yang memiliki mandat untuk menyusun visi Komunitas ASEAN Pasca-2025 untuk bagaimana ASEAN dapat memperkuat dirinya. Upaya ini akan mendukung penyiapan seluruh infrastruktur yang diperlukan untuk implementasi the Post-2025 Vision, pada saat vision ini disepakati oleh negara-negara ASEAN.

Penguatan ASEAN khususnya penguatan kesatuan dan sentralitas ASEAN dalam menghadapi berbagai tantangan dan dinamika dewasa ini menjadi fokus dalam intervensi. Sementara itu mengenai kehadiran perwakilan Myanmar, Arto mengatakan, ASEAN mengundang Myanmar hanya pada pejabat tingkat non-politik. Dalam hal ini yang diundang adalah pejabat tingkat tinggi Kemenlu Myanmar saja.

“Apakah ini akan terjadi, kita belum tahu, belum mendapat konfirmasi mengenai kehadiran perwakilan dari Myanmar,” ujarnya.

Pekan lalu Kamboja, mengatakan Menteri Luar Negeri Myanmar versi junta dilarang menghadiri pertemuan ASEAN di masa mendatang. Kamboja menilai junta tidak melakukan banyak kemajuan sebagaimana yang tercantum dalam lima konsensus yang sudah disepakati di Jakarta, April 2021 lalu oleh para pemimpin ASEAN.

"Karena tak ada sedikit kemajuan dalam pelaksanaan Konsensus Lima Poin ASEAN, negara-negara anggota ASEAN tak sepakat Menteri Luar Negeri Myanmar versi junta Wunna Maung Lwin turut berpartisipasi dalam pertemuan menteri luar negeri yang akan datang," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Kamboja, Chum Sounry pekan lalu.

"Kami telah meminta Myanmar mengirim perwakilan non-politik sebagai gantinya,” imbuhnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement