Kamis 10 Feb 2022 17:37 WIB

Nilai Gotong Royong Jadi Jembatan Hadapi Bonus Demografi

Indonesa akan menghadapi bonud demografi pada 2030

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi bonus demografi (ilustrasi). Indonesa akan menghadapi bonud demografi pada 2030
Foto:

Gotong royong antara berbagai pihak yang terlibat dalam MBKM mencakup kurikulum yang disusun bersama, memberi peluang kepada praktisi untuk mengajar, hingga komitmen industri dalam penyerapan lulusan. 

“Ini semua menggambarkan kita sedang melakukan sesuatu yang mungkin ibarat anak panah kita mundur sedikit ke belakang tapi setelah dilepas akan lebih cepat. Nah, itu makna dari pulih bersama, pulih lebih kuat lagi,” kata dia. 

Wikan berharap, sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo, ajang G20 tidak hanya sebatas menunjukkan peran kepemimpinan Indonesia pada G20, tapi juga menjadi peluang untuk sesama negara anggota dapat berbagi dan menemukan formula yang tepat dalam upaya keluar dari krisis global. 

“Semacam makanan tetapi paduannya cocok dan makin lezat, pulih bersama, dan gotong royong. Semua sangat relevan. Semoga ini menjadi satu sebagai formula pulihnya dunia,” kata Wikan. 

Pada kesempatan itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan, Anwar Sanusi, yang juga sebagai Chair of The Employment Working Group, mengimbau agar semua pihak yang terlibat dalam kelompok kerjanya untuk memberi manfaat dan kontribusi sebesar-besarnya agar tema G20 yang berkaitan dengan ketenagakerjaan bisa terealisasi secara baik.    

Melalui tema yang terkait dengan ketenagakerjaan, kata Anwar, pihaknya ingin meningkatkan kondisi ketenagakerjaan agar dapat pulih secara bersama. Menurut dia, tantangan pekerjaan di masa pandemi di berbagai belahan dunia sangat luar biasa. Di negara anggota G20, sebanyak 160 juta lebih orang terdampak akibat pandemi. 

Terkait dengan keberlanjutan penciptaan lapangan kerja, Anwar mengakui adanya tantangan selain pandemi Covid-19, yakni bonus demografi di Indonesia. Tanpa pandemi, setiap tahunnya ada dua juta lebih angkatan kerja baru masuk ke dunia kerja yang sebagian besar dari mereka adalah kaum milenial dan zilenial. 

 

Selain bonus demografi, Anwar mengatakan, tantangan lain adalah era industri 4.0. Di mana lapangan pekerjaan baru akan bermunculan baik dari sisi pola, cara bekerja akan sangat berbeda. "Karena itu, kita harus berpikir kreatif dan inovatif untuk melihat peluang yang bisa kita hasilkan," jelas dia.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement