Kamis 10 Feb 2022 11:19 WIB

Rupiah Menguat Jelang Hasil RDG Bank Indonesia

Rupiah bergerak menguat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp 14.348 per dolar.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Seorang karyawati menghitung uang rupiah pecahan seratus ribu (ilustrasi). Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis menguat jelang pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada Kamis (10/2/2022) siang nanti.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Seorang karyawati menghitung uang rupiah pecahan seratus ribu (ilustrasi). Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis menguat jelang pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada Kamis (10/2/2022) siang nanti.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis menguat jelang pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada Kamis (10/2/2022) siang nanti.

Rupiah bergerak menguat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp 14.348 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.358 per dolar AS.

Baca Juga

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Kamis (10/2/2022), mengatakan, nilai tukar rupiah masih berpeluang menguat hari ini terhadap dolar AS. Karena pasar masih terlihat optimistis terhadap pemulihan ekonomi dengan positifnya indeks-indeks saham global pada perdagangan kemarin dan pergerakan indeks saham Asia pagi ini.

"Hari ini dari dalam negeri, pasar juga akan fokus ke RDG BI. BI kemungkinan akan mempertahankan suku bunga acuannya, meskipun tingkat inflasi di Januari sudah di dalam kisaran target BI," ujar Ariston.

Namun demikian, lanjut Ariston, pelaku pasar akan melihat langkah moneter lainnya yang akan dilakukan BI setelah pada rapat sebelumnya bank sentral menyatakan akan menaikkan Giro Wajib Minimum (GWM). Kenaikan GWM artinya pengetatan moneter akan dimulai tahun ini.

"Bila ada kebijakan tambahan yang mengarah ke pengetatan moneter, rupiah masih terdukung menguat hari ini," kata Ariston.

Di sisi lain, konsolidasi pergerakan rupiah mungkin terjadi hari ini, karena pelaku pasar menantikan data inflasi konsumen AS untuk periode Januari yang akan dirilis malam ini. "Data inflasi AS yang melebihi ekspektasi pasar yaitu sebesar 7,3 persen akan memvalidasi ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS yang agresif tahun ini. Dan ini berpotensi mendorong penguatan dolar AS," ujar Ariston.

Dengan kemungkinan konsolidasi tersebut, lanjut Ariston, penguatan rupiah mungkin tidak jauh dan berpotensi tertekan lagi. Ariston memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak di Rp 14.340 per dolar AS hingga Rp 14.370 per dolar AS.

Pada Rabu (9/2/2022) rupiah ditutup menguat 41 poin atau 0,28 persen ke posisi Rp 14.358 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.399 per dolar AS.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement