Kamis 10 Feb 2022 09:58 WIB

Alquran Inspirasi Deklarasi Kemerdekaan AS Dipulangkan

Alquran inspirasi Thomas Jefferson jadi pajangan di Dubai Expo 2020

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Thomas Jefferson
Foto: google.com
Thomas Jefferson

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Alquran dua jilid yang langka milik Presiden Amerika Serikat (AS) Thomas Jefferson kembali ke negaranya pada Rabu (9/2/2022). Kitab suci ini sebelumnya menjadi pajangan dalam acara Dubai Expo 2020 yang akan berlangsung hingga Maret.

Pengiriman ini bersama dengan peta Arab yang ikut meramaikan paviliun AS di acara itu. Pengiriman ini dijaga 24 jam sebagai bagian dari perjalanan pertamanya ke luar AS sejak Jefferson muda membeli kitab suci itu sebagai mahasiswa hukum pada 1765.

Baca Juga

Setelah upacara singkat dan pertanyaan dari wartawan, Yasmeen Khan dari Perpustakaan Kongres dengan lembut mengambil buku-buku itu, menempatkan masing-masing di dalam kotak khusus. Kepala bagian konservasi kertas perpustakaan ini sebelumnya akan terbang dengan benda-benda itu kembali ke AS karena harus menerima perawatan khusus. Alquran dan peta itu dinilai sangat langka dan sangat sensitif.

"Diakuisisi oleh presiden ketiga Amerika Serikat karena itu adalah buku bernilai dan menyimpan pengetahuan berharga yang dia dan rekan-rekannya akan gunakan saat mereka menyusun apa, Anda tahu, hak dan kebebasan rakyat Amerika," kata Khan.

Perpustakaan menjelaskan, penggerak kemudian dengan hati-hati menempatkan Alquran dan peta di dalam peti kayu khusus dengan bantalan empat inci dan nampan khusus dengan bantalan lebih banyak. Fasilitas ini bersama dengan sensor yang mendeteksi getaran dan perubahan suhu.

Menurut perpustakaan, Alquran dua volume ini adalah edisi kedua dari terjemahan tahun 1734 oleh George Sale. Salinan Jefferson diterbitkan di London 1764 dan dibawa ke AS, kemudian presiden itu membeli buku itu di Williamsburg. Sejarawan percaya Jefferson menggunakan Alquran, bersama dengan teks-teks agama dan politik utama dunia lainnya, ketika  mengerjakan Deklarasi Kemerdekaan dan Konstitusi, pilar utama demokrasi AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement