Rabu 09 Feb 2022 20:18 WIB

Program Kartu Prakerja akan Didorong Ciptakan Pasar Pendidikan Digital

Saat ini terdapat 11,4 juta penerima Program Kartu Prakerja.

Warga memperlihatkan kolom pendaftaran pada laman www.prakerja.go.id saat mengikuti pendaftaran Kartu Prakerja. ilustrasi
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Warga memperlihatkan kolom pendaftaran pada laman www.prakerja.go.id saat mengikuti pendaftaran Kartu Prakerja. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Program Kartu Prakerja akan diarahkan untuk terus mendorong penciptaan pasar pendidikan berbasis digital."Inovasi berikutnya Program Kartu Prakerja didorong untuk ekosistem kemitraan yang bersifat digital dan menciptakan pasar baru yakni pendidikan berbasis digital yang sebelum diperkenalkan Kartu Prakerja, ekosistem market ini berserakan," kata Airlangga dalam webinar Evaluasi Dampak Kartu Prakerja yang dipantau di Jakarta, Rabu (9/2/2022).

Saat ini Program Kartu Prakerja diselenggarakan bekerja sama dengan 180 lembaga pelatihan yang menyediakan 700 pelatihan, 6 platform digital market place, 5 mitra pembayaran, 4 platform toko digital, 5 lembaga aksesor, dan 5 lembaga pemantau. Airlangga menambahkan saat ini terdapat 11,4 juta penerima Program Kartu Prakerja yang berasal dari 15 kabupaten/kota dengan pendidikan beragam dari SD sampai sarjana, dari penyandang disabilitas hingga purna pekerja migran Indonesia.

Baca Juga

"Ini merupakan satu hal yang membuktikan program ini bersifat inklusif. Dan kemarin kami ketemu ketua BP2MI (Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia) yang mengapresiasi karena terdapat purna migran yang disentuh dengan program pelatihan dan semi bansos sehingga mereka bisa masuk ke job market kembali," kata Airlangga.

Airlangga mengatakan akan terus mengembangkan ekosistem Kartu Prakerja dan menjadikan program ini contoh transformasi digital pelayanan publik. Dengan digitalisasi, masyarakat dapat mengakses pelayanan publik seperti peningkatan keahlian dan bantuan sosial melalui genggaman tangan.

"Bayangkan kalau 80 juta orang pendaftar datang ke kantor dan kita harus memproses hingga menjadi 11 juta dan itu dilakukan secara analog, itu akan membuat proses sulit. Dengan digital kita mampu memproses 200 ribu pendaftar per minggu dan sekarang 800 ribu per minggu," ucapnya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement