Rabu 09 Feb 2022 17:42 WIB

Polda Jateng Klaim Ada Tiga Informasi Hoaks Insiden Wadas

Polisi sudah melakukan pengintaian warga yang pro maupun yang kontra pengukuran lahan

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Agus raharjo
Aparat Kepolisian berjaga di akses masuk menuju Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah, Rabu (9/2/2022). Diketahui, pada Selasa (8//2/2022) kemaren 63 orang khususnya 56 warga Wadas ditangkap kepolisian. Para warga yang ditangkap adalah mereka yang bersikeras menolak lahannya dibebaskan untuk penambangan batu adesit. Luas tanah yang akan dibebaskan mencapai 124 hektar.Batu andesit yang ditambang dari Desa Wadas ini sedianya akan digunakan sebagai material untuk pembangunan Waduk Bener yang lokasinya masih berada di Kabupaten Purworejo.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Aparat Kepolisian berjaga di akses masuk menuju Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah, Rabu (9/2/2022). Diketahui, pada Selasa (8//2/2022) kemaren 63 orang khususnya 56 warga Wadas ditangkap kepolisian. Para warga yang ditangkap adalah mereka yang bersikeras menolak lahannya dibebaskan untuk penambangan batu adesit. Luas tanah yang akan dibebaskan mencapai 124 hektar.Batu andesit yang ditambang dari Desa Wadas ini sedianya akan digunakan sebagai material untuk pembangunan Waduk Bener yang lokasinya masih berada di Kabupaten Purworejo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Polda Jawa Tengah (Jateng) menyebutkan ada tiga rekaman dan gambar atau foto-foto hoaks yang tersebar di media sosial (medsos) terkait dengan insiden kekerasan di Desa Wadas, Purworejo. Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Jateng, Komisaris Besar (Kombes) Iqbal Alqudusy mengatakan, tiga informasi yang dianggap kebohongan tersebut, diunggah lewat akun Instagram Wadas Melawan.

Iqbal, dalam rilis resmi Polda Jateng menjelaskan, informasi hoaks pertama, terkait dengan video amatir pengepungan warga di dalam masjid oleh personel kepolisian. “Video amatir itu memperlihatkan aparat mengepung warga yang berada di dalam masjid. Sumber Instagram Wadas Melawan,” kata Iqbal, Rabu (9/2/2022).

Baca Juga

Padahal, menurut Iqbal, terkait dengan informasi tersebut, yang terjadi adalah warga yang menolak program pengukuran lahan, berkumpul dan menunggu di depan masjid. “Ada yang bawa sajam (senjata tajam),” kata Iqbal.

Ia menambahkan, saat warga kontra pengukuran tersebut berkumpul, ada warga yang melempar batu dari dalam masjid. “Ada yang lempar batu dari tingkat dua,” ujar Iqbal.

Pelemparan tersebut, membuat warga yang mendukung pengukuran, mengejar yang melakukan pelemparan. “Massa pro mengejar mereka. Dan ada yang lari ke dalam masjid pakai celana pendek,” ujar Iqbal.

Polisi, klaim Iqbal, berusaha meredam kerusuhan antara warga yang kontra pengukuran di masjid, dengan massa yang pro. “Posisi polisi membelakangi masjid. Polisi justru mengamankan orang yang berada di dalam masjid dari serangan massa pro yang kejar massa kontra,” kata Iqbal.

Hoaks kedua, dikatakan Iqbal terkait dengan video amatir yang tersebar di medsos terkait dengan rekaman penangkapan terhadap warga Wadas. Dari video yang juga diunggah via Instagram Wadas Melawan, disebutkan narasi kepolisian yang dengan bebas masuk ke rumah warga melakukan penangkapan paksa. Iqbal mengeklaim, tim kepolisian sudah melakukan pengintaian terhadap warga-warga yang pro maupun kontra.

Penangkapan yang dilakukan, agar dua kelompok masyarakat tersebut tidak saling benturan. “Tetapi ada provokasi. Saat akan diamankan (ditangkap) mereka lari ke rumah penduduk,” klaim Iqbal.

Polda Jateng juga mengeklaim, kepolisian masuk ke rumah warga, untuk menangkap sejumlah orang, yang dituding sebagai provokator. “Hoaks kalau polisi asal masuk rumah penduduk. Yang benar adalah polisi mengejar provokator yang masuk ke rumah penduduk,” ujarnya.

Hoaks lainnya, juga bersumber dari Instagram Wadas Melawan. Kata dia, akun medsos tersebut mengunggah video, maupun foto-foto dengan narasi yang dianggap provokatif. Kata Iqbal, 'disebutkan dalam medsos tersebut, ada seorang warga Wadas, yang konsisten menjaga alam Wadas pagi ini, ditangkap paksa tanpa ada kesalahan apapun saat sedang makan di warung, saat ini warga tersebut di bawa ke Polsek Bener. Kondisi saat ini, internet di Wadas juga sedang down, sehingga menyulitkan untuk berkabar melalui sosial media.”

Namun, kata Iqbal, narasi dalam informasi tersebut tak benar. Karena dikatakan dia, kejadian tersebut berawal dari petugas dari Polsek Bener melihat adanya pasangan suami isteri yang berboncengan. Sambil berboncengan keduanya mengambil foto dan gambar. Si suami, kata Iqbal, diketahui bernama Moh Saudi.

“Yang bersangkutan diamankan (ditangkap) karena diduga akan mengambil foto dan gambar yang akan diunggah dengan narasi provokatif,” ujar Iqbal

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement