Rabu 09 Feb 2022 16:02 WIB

Sri Mulyani Ungkap Indikator Kualitas Pertumbuhan Ekonomi

Sri Mulyani menyatakan, pemulihan PDB juga harus memerhatikan kualitas pertumbuhannya

Rep: Novita Intan/ Red: Fuji Pratiwi
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Sri Mulyani mengatakan, pemulihan PDB janhan hanya dilihat dari pertumbuhannya saja, tapi juga pada tiga indikator kualitasnya.
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Sri Mulyani mengatakan, pemulihan PDB janhan hanya dilihat dari pertumbuhannya saja, tapi juga pada tiga indikator kualitasnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mengungkapkan tiga indikator kualitas pertumbuhan ekonomi yakni penurunan tingkat pengangguran, kemiskinan, dan gini ratio. Hal ini mampu menjadikan pertumbuhan ekonomi berkualitas, sehingga pemulihan lebih merata dan terakselerasi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tiga indikator tersebut mampu menciptakan lapangan kerja, mengentaskan kemiskinan serta menciptakan pembangunan dan kesejahteraan yang lebih merata bagi masyarakat.

Baca Juga

"Kita tidak hanya berusaha melakukan pemulihan dari produk domestik bruto (PDB), tapi kita lihat kualitas pertumbuhannya. Jadi, tidak menciptakan kesenjangan yang semakin lebar antara kaya dan miskin," ujar Sri Mulyani saat acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2022 secara virtual, Rabu (9/2/2022).

Menurutnya, sejauh ini arah dari kualitas pertumbuhan Indonesia sudah cukup baik. Yang berarti setiap satu persen pertumbuhan mampu mengurangi kemiskinan, pengangguran, dan lainnya.

"Kita akan terus membuat jalur agar kita terus mencapai pertumbuhan yang lebih baik," ucapnya.

Sepanjang 2021, Indonesia secara kumulatif tumbuh positif mencapai 3,69 persen (yoy) atau lebih baik dibandingkan 2020 yang mengalami kontraksi 2,07 persen. Tercatat tingkat kemiskinan mengalami penurunan dari awalnya pada Maret 2015 sebesar 11,22 persen menjadi 9,22 persen pada September 2019.

Dari sisi lain, tren penurunan ini terhenti pada 2020 seiring Covid-19 mulai memasuki Indonesia menjadi 9,78 persen pada Maret 2020, namun mulai kembali membaik ke level 9,71 persen pada September 2021.

Sementara itu, dari sebanyak 140,15 juta orang angkatan kerja pada Agustus 2021 terdapat 9,1 juta orang pengangguran atau 6,49 persen. Angka tersebut sudah turun 0,67 juta orang dari Agustus 2020 yang sebanyak 9,77 juta orang atau 7,07 persen dari total angkatan kerja.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement