Rabu 09 Feb 2022 16:01 WIB

PLN Targetkan Pembangkit EBT 648 MW Beroperasi Tahun Ini

Penambahan terbesar berasal dari pembangkit EBT mini hidro dan surya

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pekerja melakukan instalasi turbin di Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) Segara di Desa Bentek, Gondang, Lombok Utara, NTB, Senin (8/12).PT PLN (Persero) menargetkan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) dengan total kapasitas 648 megawatt (MW) bakal beroperasi pada tahun 2022. Hal ini merupakan bentuk upaya PLN untuk mempercepat transisi energi dan mengurangi emisi karbon yang menjadi salah satu agenda penting dalam pertemuan G20 di Indonesia.
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Pekerja melakukan instalasi turbin di Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) Segara di Desa Bentek, Gondang, Lombok Utara, NTB, Senin (8/12).PT PLN (Persero) menargetkan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) dengan total kapasitas 648 megawatt (MW) bakal beroperasi pada tahun 2022. Hal ini merupakan bentuk upaya PLN untuk mempercepat transisi energi dan mengurangi emisi karbon yang menjadi salah satu agenda penting dalam pertemuan G20 di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PLN (Persero) menargetkan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) dengan total kapasitas 648 megawatt (MW) bakal beroperasi pada tahun 2022. Hal ini merupakan bentuk upaya PLN untuk mempercepat transisi energi dan mengurangi emisi karbon yang menjadi salah satu agenda penting dalam pertemuan G20 di Indonesia.

Direktur Perencanaan Korporat PLN Evy Haryadi pada acara Seminar bertajuk "Mewujudkan Transisi Energi dan Sumber Daya Mineral Menuju Masa Depan Yang Rendah Emisi dan Berketahanan Iklim" sebagai rangkaian peringatan Hari Pers Nasional Tahun 2022, Senin (7/2) menuturkan, perseroan terus melakukan pembangunan pembangkit EBT untuk mendukung pemerintah mencapai target net zero emission pada 2060 mendatang.

"Untuk tahun ini, kami menargetkan penambahan kapasitas terpasang pembangkit EBT mencapai 648 MW, terdiri dari pembangkit tenaga surya, air, panas bumi, angin hingga sampah," ujar Evy.

Evy merinci pada tahun ini akan ada pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang beroperasi sebesar 108 MW dan tambahan kapasitas pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan kapasitas 53 MW.

Untuk pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTM) bakal bertambah 154 MW dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sebesar 287 MW. Sedangkan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) sebesar 2 MW dan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) sebesar 43 MW.

Dari sebaran wilayah, kata Evy, regional Jawa, Madura dan Bali mendominasi bauran pembangkit EBT dengan total kapasitas terpasang saat ini mencapai 9,6 gigawatt (GW). Sedangkan Sumatera saat ini sudah mempunyai kapasitas terpasang pembangkit EBT sebesar 5,2 GW.

Untuk Kalimantan kapasitas terpasang pembangkit EBT mencapai 1,7 GW. Sulawesi mempunyai 2,2 GW pembangkit EBT dan wilayah Maluku, Papua dan Nusa Tenggara kapasitas terpasang pembangkit EBT nya sebesar 2,05 GW.

Selain itu, sesuai rencana mempensiunkan PLTU di 2026, PLN akan menggantikan pembangunan PLTU dengan pembangkit listrik EBT baseload (yang dapat kontinu menghasilkan listrik). Secara bertahap mulai 2026, akan menambah kapasitas pembangkit listrik EBT baseload sebesar 100 MW. Di 2027 bertambah menjadi 265 MW dan di 2028 bertambah lagi 215 MW.

Penambahan kapasitas terpasang pembangkit EBT baseload ini juga akan dilakukan hingga 2029 sebesar 280 MW dan terakhir di 2030 sebesar 150 MW.

Evy menekankan jenis pembangkit yang akan dibangun ditentukan melalui kajian yang lebih komprehensif sesuai dengan potensi EBT yang ada di daerah. PLN menargetkan tambahan pembangkit EBT yang beroperasi sebesar 10,6 GW pada 2025. Sedangkan di 2030 mendatang kapasitas terpasang pembangkit EBT mencapai 20,9 GW.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement