Rabu 09 Feb 2022 13:09 WIB

Sekolah di Kalimantan Tengah Hentikan PTM karena Kasus Covid-19

Kasus Covid-19 di Kalimantan Tengah telah masuk lingkungan sekolah

Red: Nur Aini
Siswa mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Langkai, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Selasa (8/2/2022). Pemkot Palangkaraya memberlakukan PTM dengan sistem penyesuaian zonasi kelurahan penyebaran COVID-19, seperti PTM 100 persen bagi wilayah yang berada di zona hijau dan 50 persen di zona oranye serta pembelajaran secara daring untuk kawasan zona merah COVID-19.
Foto: Antara/Makna Zaezar
Siswa mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Langkai, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Selasa (8/2/2022). Pemkot Palangkaraya memberlakukan PTM dengan sistem penyesuaian zonasi kelurahan penyebaran COVID-19, seperti PTM 100 persen bagi wilayah yang berada di zona hijau dan 50 persen di zona oranye serta pembelajaran secara daring untuk kawasan zona merah COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKARAYA -- Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah Syaifudi mengatakan saat ini ada beberapa sekolah yang meniadakan pembelajaran tatap muka (PTM) karena ditemukan kasus Covid-19 di lingkungan sekolah.

"Sampai hari ini SMA, SMK. dan SLB berjalan normal sesuai ketentuan, kecuali ada yang terkonfirmasi positif dan sampai hari ini ada tiga sekolah sementara yang kamitutup dulu," katanya di Palangka Raya, Rabu (9/2/2022).

Baca Juga

Ia menjelaskan tiga sekolah itu, di antaranya SMA 1 Kumai ada dua guru terkonfirmasi positif Covid-19 dan telah dilakukan penelusuran kontak erat, dengan hasil semuanya negatif. Kemudian SMAN 1 Palangka Raya yang diawali satu orang siswa terkonfirmasi positif, disusul beberapa lainnya dan seorang guru, serta SMK 2 Kasongan juga ditemukan beberapa kasus konfirmasi positif.

"Selain tiga sekolah itu, kami juga baru tadi malam menerima informasi SMA 1 Tamiang Layang ada laporan anak terkonfirmasi dan hari ini ditindaklanjuti dengan tracing hingga dilakukan sterilisasi dan juga akan ditutup sementara," ucapnya.

Syaifudi menjelaskan, apabila PTM di sekolah ditiadakan sementara, maka kegiatan pembelajaran dialihkan ke sistem pembelajaran daring secara penuh, hingga nantinya kegiatan PTM kembali dimungkinkan untuk dilaksanakan.

"Intinya kamitetap hati-hati, keselamatan dan kesehatan warga sekolah yang utama, namun dalam hal ini tidak juga kita ketakutan yang berlebihan," ujarnya.

Sementara itu, menindaklanjuti SE menteri pendidikan, jika daerah level dua maka PTM terbatas tidak lagi 100 persen, tetapi menjadi 50 persen. Hingga kini pembelajaran SMA, SMK dan SLB masih sesuai ketentuan, kecuali yang ditemukan kasus positif.

Syaifudi mengharapkan kegiatan pembelajaran di sekolah bisa kembali ditingkatkan. Hal itu mengingat sudah sekitar dua tahun terakhir selama pandemi Covid-19 berlangsung pembelajaran tidak optimal, hingga mempengaruhi mutu pembelajaran.

Baca:  Rumah Isolasi Covid-19 di Antapani Bandung

Baca: Kasus Meningkat, Indramayu Naik Jadi Level 2 PPKM

Baca: Mahfud Soal Insiden di Wadas: Polisi Sudah Bertindak Sesuai Prosedur

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement