Rabu 09 Feb 2022 05:12 WIB

Soal Penempatan PMI, Kepala BP2MI Tawarkan Dua Skema Ini ke Hungaria

Tahun lalu, ratusan warga Indonesia ke Hungaria dan bekerja di industri pabrik.

Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani (kir) saat menerima kunjungan dari Duta Besar (Dubes) Hungaria untuk Indonesia, HE Ms. Lilla Karsay (tengah), di Kantor Kepala BP2MI, Selasa (8/2/2022).
Foto: Dok. BP2MI
Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani (kir) saat menerima kunjungan dari Duta Besar (Dubes) Hungaria untuk Indonesia, HE Ms. Lilla Karsay (tengah), di Kantor Kepala BP2MI, Selasa (8/2/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani menawarkan dua skema penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke negara Hungaria. Hal itu ia sampaikan saat menerima kunjungan dari Duta Besar (Dubes) Negara Hungaria untuk Indonesia, HE Ms. Lilla Karsay, di kantor BP2MI, Selasa (8/2/2022).

"Dengan besarnya peluang kerja di Hungaria kami menawarkan yaitu kalau selama ini penempatan  bekerja di Hungaria melalui Private to Private (P to P) maka dua skema yang kami tawarkan adalah Government to Government (G to G) dan Government to Private (G to P)," ujar Benny.

Baca Juga

Menurutnya, bukan berarti tidak percaya penuh kepada agensi atau perusahaan dengan skema P to P, akan tetapi dengan adanya skema G to G atau G to P maka akan membuat posisi PMI benar-benar terlindungi karena negara terlibat didalam proses penempatan.

"Jika setuju atas nama pemerintah Hungaria untuk skema G to G dan G to P, kami akan membicarakannya dengan kementerian yang memiliki wewenang untuk itu dan mungkin nanti akan ada penandatanganan MoU antara Indonesia dengan Hungaria," ucapnya.

Selain itu, ia menyampaikan bahwa saat ini Indonesia telah memiliki Undang-Undang baru yang mengatur tentang perlindungan dan penempatan kepada para pekerja Indonesia yang bekerja di luar negeri.

"Kami sangat serius dalam memberikan perlindungan karena kami tidak ingin warga Indonesia berangkat ke luar negeri secara ilegal dan adanya praktek-praktek perdagangan manusia," ungkap Benny.

Untuk itu, sambungnya, negera selalu mempersiapkan PMI yang bekerja termasuk di Hungaria adalah orang-orang yang memiliki kompetensi dan harus mengikuti pelatihan sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku.

"Ketika mereka berada di negara tempat mereka bekerja, mereka harus bersikap baik  dan menjadikan negara tempat mereka bekerja sebagai negara kedua bagi mereka," ujar dia.

Dubes Hungaria HE Ms. Lilla Karsay menyampaikan, tahun lalu telah datan ratusan warga Indonesia ke Hungaria dan bekerja di industri pabrik. Melihat perkembangan tersebut, maka pemerintah Hungaria telah meluncurkan program khusus untuk menerima lebih banyak warga negara Indonesia.

"Ada beberapa kantor industri yang akan dibuka khusunya untuk pekerja warga negara Indonesia dan menargetkan di tahun ini bisa menempatkan 1.500 pekerja," ujarnya saat menanggapi pembicaraan Benny.

Setelah pertemuan, Kepala BP2MI mengajak Dubes Hungaria tersebut berkeliling untuk melihat suasana dan fasilitas yang ada di gedung BP2MI, termasuk ruang Command Center.

"Saya sangat terkesan dengan kantor ini dan menurut saya tempat ini jauh lebih baik untuk mengadakan sebuah meeting dan hebat sekali melihat bagaimana anda menangani perihal ini," ucap Lilla.

Ia menyampaikan terima kasih atas penyambutan yang hangat, dan menurutnya topik untuk melindungi pekerja imigran adalah hal yang penting.

"Maka kami sangat senang Indonesia telah mengundang kami dan membahas topik penting ini, dan kami juga sangat menanti untuk menerima lebih banyak lagi pekerja migran Indonesia. Menurut saya, dari sisi Pemerintah Indonesia mempunyai wawasan mengenai siapa saja yang bekerja di luar negeri dan semua hak-hak yang mereka punya, jika seandainya dibutuhkan," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement