Senin 07 Feb 2022 17:09 WIB

Menteri BUMN Terus Genjot BUMN Akselerasi Ekosistem Digital

Keberpihakan pada kaum muda seperti Direktur Digital Bussiness Telkom Fajrin Rasyid.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Budi Raharjo
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan Indonesia harus menciptakan ekosistem digital sendiri dalam menghadapi tantangan disrupsi digital yang terjadi saat ini dan ke depan.

"Kita harus mempunyai ekosistem sendiri, peta jalan sendiri, bukan eksosistem dan peta jalan negara lain," ujar Erick dalam Konvensi Nasional Media Massa di Jakarta, Senin (7/2).

Erick tak ingin Indonesia terus terlena dengan melimpahnya sumber daya alam (SDA) dan banyaknya jumlah penduduk yang berarti mempunyai market atau pangsa pasar yang besar. Selama ini, ungkap Erick, dua kekuatan utama bangsa justru kerap menjadi bahan bakar bagi pertumbuhan ekonomi negara lain.

Erick mengatakan peningkatan knowledge based economy atau konsep ekonomi berbasis pengetahuan menjadi keharusan agar SDA dan market Indonesia menjadi sumber bagi pertumbuhan bangsa ke depan. Untuk mewujudkannya, ungkap Erick, pengembangan infrastruktur digital dan kemampuan digital anak bangsa menjadi hal yang utama.

"Kementerian BUMN telah memiliki program digital talent untuk para pegawai BUMN. Pada 2024, ditargetkan 80 ribu pegawai BUMN memiliki kemampuan dan pola pikir sebagai digital talent," kata Erick.

Tak hanya pegawai BUMN, lanjut Erick, Kementerian BUMN juga berupaya meningkatkan talenta anak muda agar melek digital melalui program magang mahasiswa bersertifikat dan Indonesia Top Talent Internship. Kata Erick, Kementerian BUMN telah bersinergi dengan sejumlah universitas dalam program magang mahasiswa bersertifikat sejak 2020.

"Kita (BUMN) tidak ingin menjadi menara gading karena kita tentu tidak bisa sendiri. Makanya kita dorong program pendidikan beasiswa untuk 7.700 pelajar dan mahasiwa harus melek teknologi serta sertifikasi kompetensi untuk 2.2022 guru," ucap Erick.

Tak hanya itu, ucap Erick, Kementerian BUMN juga membuka kesempatan magang dalam program Indonesia Top Talent Internship pada proyek atau riset strategis BUMN.

Erick menyebut sejumlah program unggulan meliputi Bio Informatika pada PTPN, upaya penurunan gas emisi pada Pertamina, studi dekarbonisasi dan mining scientis pada MIND ID, ekonomi hijau pada PLN, blockchain dan AI pada Telkom, dan riset vaksin pada Bio Farma.

"Untuk program magang tahun ini kita akan fokuskan pada digitalisasi, supaya mereka menjadi bagian komponen terbesar untuk mendukung kebutuhan SDM yang kita harapkan jumlah sangat besar ke depan," ungkap Erick.

Erick menambahkan, BUMN juga mendorong pengembangan kemampuan digital para pelaku UMKM. Erick menyebut BUMN telah memiliki satu ekosistem holding ultra mikro yang terdiri atas BRI, Pegadaian, dan PNM yang secara intensif mendampingi para pelaku UMKM untuk go digital dan naik kelas.

Erick menyampaikan upaya transformasi digital juga harus dibarengi dengan transformasi human capital dengan meningkatkan porsi kepemimpinan muda di BUMN. Erick menyebut kepemimpinan muda menjadi hal yang krusial dalam keberlanjutan program digital di BUMN. Erick menargetkan jumlah direksi muda di BUMN mencapai lima persen dan meningkat hingga 10 persen pada tahun depan.

Keberpihakan Erick dalam generasi muda ditunjukan dengan kehadiran Direktur Keuangan, Investasi, dan Manajemen Risiko Jiwasraya Ryan D Firman yang berusia 32 tahun, Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis Pertamina Power Indonesia Fadli Rahman yang berusia 35 tahun. Lalu Direktur Digital Bussiness Telkom Fajrin Rasyid berusia 35 tahun, Direktur Transformasi dan Digital Bio Farma Soleh Ayubi yang berusia 38 tahun, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Wijaya Karya yang berusia 39 tahun, dan Direktur Jaringan dan Layanan BRI Arga Nugraha yang berusia 40 tahun.

"Allah SWT memberikan kita kepintaran dan  pola pikir, tapi kalau umur ada batasannya. Program-program tadi tidak mungkin terjadi kalau tidak ada kepemimpinan muda, kontinuitas atau standar ke depan," kata Erick menambahkan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement